CINTA UNTUK ARFAN
Kini Inara tengah berbaring di samping Lala yang sudah tertidur pulas, ia tersenyum saat mendengar dengkuran kecil yang dihasilkan gadis itu. Inara melihat ke sekeliling kamar yang penuh dengan warna pink, dari mulai hordeng sampai furniture yang ada disini semuanya berwarna pink, di sudut kamar juga terlihat banyak sekali tumpukan boneka hello kitty sepertinya Lala sangat menyukai boneka itu.Inara melihat wajah teduh Lala lalu mencium kening gadis itu, diusapnya lembut puncak kepalanya kemudian ia beranjak keluar dari kamar. Samar samar Ia mendengar suara Nabila, sepertinya wanita itu sudah pulang.
"Lala mana Ra?" tanya Nabila, ia melepaskan tasnya lalu diletakan di atas meja.
"Baru aja tidur mbak."
"Loh mba ngerepotin kamu dong," ujar Nabila, lalu mengajak Inara untuk duduk sebentar, ia tau Inara pasti sangat lelah.
"Gak papa kok mbak, Lala anak yang baik dia juga gak ngerepotin aku tadi," tutur Inara.
Inara memperhatikan raut lelah dari wanita yang usianya dua tahun lebih tua darinya, dimana suami Nabila? Apa mungkin sedang dinas di suatu tempat, dirumah ini hanya ada foto Lala dan juga Nabila, ia sama sekali tidak melihat foto laki laki disini.
"Maklum Ra, jadi Ibu sekaligus Ayah untuk Lala itu gak mudah," ujar Nabila seakan memberikan jawaban untuk pertanyaan yang Inara pikirkan tadi.
"Maksudnya mbak?"
Nabila membeku lalu beberapa detik kemudian ia segera menetralkan ekspresi wajahnya, otaknya terus berputar mencari alibi yang pas untuk menutupi kebenaran yang selama ini hanya ia dan tuhan nya yang tau.
"Kamu mau makan lagi Ra?"
Inara meraih tangan dingin Nabila lalu digenggam nya sangat erat, "Mbak, aku tau kita baru kenal beberapa hari. Tapi mbak bisa berbagi cerita sama aku, jangan pendam masalah itu sendirian setidaknya itu bisa sedikit mengurangi beban yang mbak tanggung."
Nabila menundukkan kepalanya terlihat pundaknya yang mulai bergetar, wanita itu tengah menahan tangis nya. Selama ini ia selalu menyembunyikan tangisnya dari Lala dan orang orang disekitar nya. Wanita itu tidak ingin kalau sampai Lala melihat Bunda nya serapuh ini.
"Aku harus cerita dari mana Ra?" ujarnya lirih.
"Intinya aja mbak, jangan di ceritakan semua kalau mbak belum siap buat cerita." Inara berbicara sangat lembut, ia terus mengusap lengan Nabila berusaha menyalurkan kekuatan untuk wanita itu.
"Setelah kata perceraian itu semuanya berubah Ra, benang yang dulu terikat erat kini terlepas begitu saja. Sekarang mbak harus menghidupi kebutuhan Lala seorang diri. Menjadi singgle mom bukan suatu hal yang mudah Ra."
"Aku hancur saat Lala terus bertanya dimana Ayah kandungnya berada, semakin bertambah usianya Lala semakin ingin tau kebenaran nya. mbak gak bermasud untuk memisahkan Lala dengan Ayahnya, tapi mbak belum siap bertemu dengan laki laki itu. Saat ini mbak cuma punya Lala sebagai penguat mbak," ujarnya begitu lirih, kenangan menyedihkan itu kembali berputar di ingatan nya, rasa sesak itu muncul kembali.
Butiran bening yang sedari tadi ia tahan kini lolos begitu saja, ia begitu sedih dengan takdirnya yang begitu kejam, ia benci dengan laki laki itu yang begitu mudah mengucapkan kata 'cerai' bayangan rumah tangga yang selama ini ia idam idamkan lenyap begitu saja hanya dengan satu kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta untuk Arfan [On Going]
RomanceFOLLOW AKUN WATTPAD AKU DULU YAA SEBELUM BACA <3 Sequel cerita Cinta Disetiap Butiran Tasbih, monggo dibaca. -------------------------------------------------- Seorang Gus tampan seperti Arfan yang mencintai wanita sederhana seperti Inara Syifatunn...