Part 21

3K 261 15
                                    

CINTA UNTUK ARFAN

Setiap perjuangan pasti suatu saat akan membuahkan hasil, meskipun harus membutuhkan waktu yang sangat lama. Terbukti sekarang, Arfan. Laki-laki yang selama hidupnya tidak pernah mempunyai hubungan dengan perempuan, ia juga tidak pernah dekat dengan perempuan kecuali dengan Bunda dan adik kecilnya. Sampai pada waktu itu Arfan jatuh cinta untuk pertama kalinya, pada gadis cantik bermata indah dan pemilik suara lembut itu.

Kini Arfan sudah berada di dalam mobil bersama dengan sang istri yang duduk di sampingnya, gadis itu menyipitkan matanya kala Arfan mengecup lembut punggung tangannya.

Setelah berpamitan dengan Fauzan dan Aminah, kini keduanya akan berangkat menuju pesantren milik Kyai Syam. Masih pagi dan jalanan tidak terlalu ramai, terlihat ada beberapa pedagang kaki lima di tepi jalan raya.

Tidak perlu membutuhkan waktu lama, mobil yang di kendarai Arfan sudah sampai di pekarangan ndalem Kyai Syam. Para santri yang berada di sekitar ndalem bertanya-tanya siapa istri dari Gus nya itu. Pasalnya pernikahan itu berlangsing di kediaman keluarga mempelai perempuan.

"Assalamualaikum," salam Arfan dan Inara bersamaan, keduanya berjalan masuk dengan Arfan yang terus menggenggam erat tangan hangat istrinya.

"Waalaikumussalam." Rara muncul dari arah dapur dengan spatula yang berada di tangan nya, wanita tua itu langsung meletakkan spatula di atas meja lalu memeluk erat putranya.

"Kapan sampai?" tanya Rara.

"Baru aja sampai Bunda," jawab Arfan lalu berjalan menuju sofa, Inara mengikuti langkah suaminya dan duduk di space kosong di sebelah suaminya.

"Ayah mana nda?"

"Katanya ada kerjaan di kantor, kakek sama nenek kamu ada di kamar. Le,  antar Inara ke kamar kamu kasian menantu Bunda keliatan lelah sekali," ujar Rara yang langsung di angguki oleh Arfan.

Arfan menggandeng tangan Inara lembut lalu membawanya ke kamar, ia tahu istrinya ini pasti sangat lelah karena semalam sebelum berangkat Inara harus bermain bersama dengan Adibah, katanya sebagai tanda perpihasan.

Kamar Arfan terlihat begitu bersih dan rapi, wangi maskulin begitu menyeruak di indra penciuman Inara. Gadis itu masih setia berdiri di ambang pintu tanpa berniat untuk masuk, ia masih tidak menyangka bisa menikah dengan Gus Arfan.

Arfan menoleh dan melihat istrinya yang berdiri dengan matanya yang memandang setiap sudut kamarnya, ia terkekeh kecil lalu menarik Inara masuk setelah itu ia menutup pintu dan menguncinya. Melihat itu Inara menjadi gugup apalagi melihat tatapan mengintimidasi dari suaminya.

"Kenapa Gus?" tanya Inara gugup.

"Jangan panggil aku dengan sebutan Gus, Inara. Aku bukan guru kamu." Arfan ters melangkah hingga punggung Inara terbentur tembok, Arfan menumpukan kedua tangan nya mengurung Inara agar tidak bisa kemana-mana.

"Mau di panggil apa emangnya?"

"Mas, Aa, Abi, sayang juga boleh," jawab Arfan tersenyum jahil.

"Mas.. " cicit Inara.

"Iya, sayang... "

Blush

Cinta untuk Arfan [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang