CINTA UNTUK ARFAN
Seorang gadis dengan hijab khimar berwarna navy menggeliat dari tidurnya, perlahan ia membuka kedua matanya di sampingnya ada sosok anak kecil yang masih tertidur pulas. Inara ketiduran saat ia menemani Dila tidur, mengusap lembut puncak kepala Dila lalu meninggalkan kecupan di dahinya.
Ini sudah sore Inara harus pulang sekarang, Inara menutup pintu kamar Dila perlahan agar gadis kecil itu tidak terbangun, lalu berjalan keluar menemui Hana.
"Udah bangun Ra?" tanya Hana masih sibuk dengan kegiatan memasaknya.
"Ibu kenapa gak bangunin aku?"
"Ibu gak tega liat kamu tadi, Dila juga erat banget peluk kamunya," ujar Hana lagi.
Inara mengangguk mengerti ia melirik kearah jam dinding yang menujukkan pukul 3 sore.
"Aku pulang bu ini sudah sore, kalau ada apa apa sama Dila jangan lupa hubungi saya," tutur Inara yang langsung di angguki oleh Hana.
Inara mencium punggung tangan wanita tua yang seumuran dengan Bundanya, setelah mengucapkan salam ia beranjak pergi untuk pulang karena sudah sore, langit yang tadinya berwarna biru terang kini perlahan memudar dan bergantikan dengan wajah orange yang menghangatkan.
Drtt
Drtt
Ponsel Inara tiba tiba berdering, ia mengambil ponsel di dalam tas nya lalu mengernyit bingung ketika melihat nomor tidak di kenal. Inara menolak panggilan itu ia takut orang itu akan berbuat jahat padannya. Namun saat Inara hendak melanjutkan langkahnya ponselnya kembali berdering dan itu masih dengan nomor yang sama.
Akhirnya Inara menggeser tombol hijau dan langsung menjawabnya, dalam hati ia berdoa semoga bukan dari orang yang berniat jahat padanya.
"Assalamualaikum, dengan siapa ya?"
"Jodoh kamu."
Inara mengerutkan keningnya lalu menjauhkan ponsel itu dari telinganya, tapi tunggu. Ada yang aneh disini ia merasa tidak asing denga suara itu. Perlahan Inara kembali mendekatkan ponsel itu ke telinganya.
"Maaf, ini siapa ya?" tanya Inara lagi, terdengar suara kekehan dari balik ponselnya.
"Ini saya calon suami kamu."
"G-gus Arfan?" terka Inara dengan mata yang membulat sempurna.
"Iya Inara."
"Kenapa Gus bisa tau nomor telfon saya?"
"Ayah kamu yang memberikan nya."
"Ada apa Gus menelfon saya?"
"Besok bersiap siaplah, Bunda saya akan datang kerumah kamu untuk fitting baju pengantin," jelas Arfan yang mana membuat jantung Inara semakin meronta ingin keluar dari tempatnya.
"Iya Gus.." sahut Inara gugup.
"Yaudah hanya itu saya tutup telfon nya, Assalamualaikum humairah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta untuk Arfan [On Going]
RomanceFOLLOW AKUN WATTPAD AKU DULU YAA SEBELUM BACA <3 Sequel cerita Cinta Disetiap Butiran Tasbih, monggo dibaca. -------------------------------------------------- Seorang Gus tampan seperti Arfan yang mencintai wanita sederhana seperti Inara Syifatunn...