Jangan lupa follow<3
Happy Reading ✨
Cinta Untuk Arfan
"Mbak Nabila?" Inara sangat terkejut, saat wanita itu datang secara tiba-tiba tanpa menghubungi nya terlebih dahulu. Ah iya, kenapa Inara bisa lupa, semenjak kejadian itu kan Nabila sudah memblokir nomor telfon bahkan semua sosial media nya.
Jadi, tidak mungkin wanita itu akan menghubungi nya, lagi.
"Masuk dulu Mbak, mau aku buatkan minum apa? Es teh manis, kopi, jus, atau...., "
"Gak usah," jawab Nabila cuek.
Inara terdiam sejenak. Ia tahu, Nabila masih belum bisa memaafkan nya, tapi ini semua memang bukan sepenuhnya salah Inara. Andai Nabila tahu, bahwa ia pun terluka akan hal itu, bagaimana tidak? Inara dan orang tuanya sudah mempersiapkan semua hal untuk pernikahan nya dengan Ali. Namun. Sepertinya takdir tidak mengizinkan keduanya untuk bersama, Allah memisahkan mereka dengan cara yang luar biasa.
Ya, andai Nabila tau tentang luka masa lalu nya.
Inara tersenyum di balik cadarnya, ia berusaha meraih tangan wanita itu. Namun. Segera di tepis kasar oleh Nabila.
"Jangan sentuh aku wanita buruk!"
Deg
Rasanya jantung Inara berhenti saat itu juga, cairan bening perlahan mulai turun dari kedua matanya. Tidak, Inara tidak secengeng itu. Ia menangis karena hormon ibu hamil, Inara menjadi sangat sensitif. Melihat Inara meneteskan air mata Nabila berdesis kecil, tukang drama!
"Aku cuma mau balikin ini." Nabila memberikan paperbage bercorak batik itu pada Inara.
"Apa ini, Mbak?" tanya Inara seraya mengambil paperbage itu, perlahan Inara mulai membuka dan melihat apa yang ada di dalam nya.
Inara mengernyit bingung, di dalam paperbag ini terdapat baju piyama bermotif hello kitty yang dulu sempat ia hadiahkan untuk Lala.
"Ambil lagi piyama itu, Lala gak butuh hadiah dari wanita murah seperti kamu!" Nabila mengatakan hal menyakitkan itu, sungguh jika bukan karena piyama itu Nabila enggan datang kesini lalu menemui Inara.
Sebenarnya bisa saja ia membakar atau membuang piyama pemberian dari Inara, tapi akan lebih baik jika ia mengembalikan piyama itu pada Inara, dan memberikan kabar bahwa dirinya dan Ali akan segera rujuk kembali, bukan apa-apa Nabila hanya ingin melihat reaksi Inara saat mendengar kabar itu.
"Mbak Nabila kenapa jadi seperti ini, aku salah apa?" tanya Inara lirih, tangan nya meremas kuat tali paperbage bercorak batik itu.
"Sadar gak sih, Ra. Kamu itu udah ambil kebahagiaan Lala, kamu tau. Dia bahkan lahir tanpa seorang Ayah, dan kamu masih nanya salah kamu apa?!" bentak Nabila, ia mendorong kasar bahu Inara, membuat wanita itu sedikit terhuyung ke belakang.
"Aku juga terluka Mbak!" sahut Inara mulai terisak.
"Luka kamu itu gak sebanding sama luka aku, Ra."
Nabila menundukkan kepalanya, membiarkan air matanya turun membasahi kedua pipi nya. Nabila tidak ingin menjadi orang jahat, jika boleh jujur, ia sebenarnya tidak ingin melukai hati Inara karena Nabila pun sudah menganggap Inara seperti adik kandung nya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta untuk Arfan [On Going]
RomanceFOLLOW AKUN WATTPAD AKU DULU YAA SEBELUM BACA <3 Sequel cerita Cinta Disetiap Butiran Tasbih, monggo dibaca. -------------------------------------------------- Seorang Gus tampan seperti Arfan yang mencintai wanita sederhana seperti Inara Syifatunn...