Part 11

2.6K 248 0
                                    

CINTA UNTUK ARFAN

"Ra tunggu!"

Tapi Inara terus menghiraukan panggilan dari Gus Arfan, ia benci pria itu seenaknya aja dia memanggil Inara seperti tadi. bukan apa apa hanya saja Inara tidak ingin kembali terluka, dihatinya masih ada luka yang masih terasa perih. Inara tidak ingin menjatuhkan hatinya pada siapapun lebih tepatnya ia tidak ingin kecewa lagi.

"INARA!" teriakan nya kali ini berhasil membuat langkah Inara berhenti, dengan ragu wanita itu berbalik menghadap Arfan. Kepalanya terus ia tundukkan tangan nya terkepal kuat menahan gejolak di hatinya.

"Saya minta maaf buat yang tadi, tadi itu saya---"

"Cukup Gus! Saya gak mau mendengar apapun, saya tidak ingin lagi terjebak dengan perasaan yang semu. Tolong, jangan dekati saya!" tekan Inara mencoba menahan emosinya.

"Saya mohon Gus, jangan dekati saya."

"Kenapa?"

"Saya tidak ingin."

"Saya gak tau apa yang terjadi di masa lalu kamu, sampai kamu menganggap bahwa semua laki laki itu sama. Kita memang di ciptakan sama tapi tidak dengan sifatnya."

"....kamu tau? kamu itu perempuan pertama yang berhasil mengetuk pintu hati saya Ra," ungkapnya tulus.

Inara menegakkan tubuhnya memberanikan diri untuk menatap wajah Arfan, kemudian kembali menunduk seakan tanah lebih menarik dari pada pria tampan yang berdiri tak jauh di hadapan nya.

Luka lama itu membuat Inara sulit untuk percaya pada laki laki manapun, ia tidak ingin lagi menjatuhkan hatinya karena itu akan membuatnya kecewa, pikirnya. perlahan Inara berjalan mundur beberapa langkah lalu kembali menatap wajah Arfan.

"Berhenti mendekati saya Gus!"

"Kenapa saya harus berhenti?"

"Saya tidak pantas menjadi bagian dari hidupmu, saya bahkan tidak pernah menyentuh bangku pesantren. Pergi dan jangan temui saya lagi!" geram Inara, ia baru ingin mengayunkan kakinya untuk berjalan menjauhi Arfan. Tapi tubuhnya menegang saat mendengar pernyataan pria itu.

"Lusa saya akan datang kerumah kamu, bersama dengan Ayah dan Bunda saya." putus Arfan.

Inara menghela nafas panjang terbuat dari apa pria ini, kenapa keras kepala sekali. Ia yakin pria itu tidak main main dengan ucapan nya. Terus Inara harus apa sekarang? tidak mungkin jika ia pindah rumah sekarang agar pria itu tidak lagi menemuinya, karena itu membutuhkan waktu yang lama.

"Gila!" desis Inara lalu pergi meninggalkan Arfan. 

*    *    *    *

Hidup itu seperti hal nya pohon, tanpa akar yang kokoh maka ia akan tumbang jika di terpa oleh angin. begitupun dengan kehidupan jika kita tidak mempunyai iman di dalam hati kita, maka itu bisa saja membuat iman kita tumbang. Pohon yang berdiri tegak ada kalanya daun daun yang tumbuh itu akan jatuh berguguran lalu akan di gantikan dengan daun yang baru, sama halnya dengan masalah. Allah azza wa jalla akan meruntuhkan semua masalah kita ketika kita serius berdoa kepadanya, maka Allah akan mengganti nya dengan yang terbaik.

Cinta untuk Arfan [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang