CINTA UNTUK ARFAN
Pagi ini di pesantren Al-hidayah tengah mengadakan kajian rutin setiap jam 6 pagi, para santri tengah sibuk mempersiapkan kebutuhan untuk kajian nanti dengan penceramah Muhammad Zaki Al-Fatih. Tidak hanya warga pesantren namun banyak dari desa desa lain yang rela datang pagi pagi ke pesantren untuk mendengarkan kajian tersebut.
Saat ini Arfan sedang berbicara dengan Ustadz Musa dan Ustadz Alif, mereka tengah membicarakan tentang visi misi untuk perkembangan pesantren kedepan nya bagaimana.
"Sesuai dengan dana yang terkumpul kita akan merenofasi musholah santri putra, sama nanti akan ada wastafel di setiap kelas. Karna lagi musim banyak penyakit mereka harus rajin mencuci tangan," jelas Arfan pajang lebar.
"Saya setuju Gus, kita tidak tau kapan pandemi ini akan berakhir jadi kita lebih baik berjaga jaga," ujar Ustadz Musa.
"Ya kita berdoa aja supaya pandemi ini cepat berakhir, dan masyarakat bisa beraktifitas seperti dulu lagi," sambung Ustadz Alif.
"Aamiin."
"Oh iya saya dengar antum sudah mengkhitbah seorang wanita?" tanya Ustadz Musa membuat Alif mengalihkan etensinya.
Terlihat wajah Ustadz Alif yang memerah karna malu membuat Arfan terkekeh kecil, "Lihat dia sekarang malu malu kucing."
"Kapan acara akad nya?" tanya Arfan.
"In syaa Allah 2 minggu lagi Gus," ujar Ustadz Alif malu malu.
"Semoga lancar sampai hari h jangan terburu buru saat mengucap ijab kabul nanti, bisa bisa sampeyan salah sebut nama," celetuk Arfan membuat Ustadz Musa terkekeh.
"Kalau sampeyan Gus apa sudah ada calon?" tanya Ustadz Musa pada Arfan.
"Tentu, bagaimana bisa pria setampan saya belum mempunyai pasangan," jawabnya yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Ustadz Musa.
"Jangan terlalu sibuk dengan urusanmu sampai kamu lupa mencari pasangan, jodoh memang sudah ada yang mengatur. Tapi jika kamu bermalas malasan seperti ini bagaimana bisa bertemu dengan nya nanti?" ujar Ustadz Musa.
"Saya akan menikah nanti, jika dia sudah siap."
"Sudah ada calon nya?"
Arfan tersenyum manis lalu mengarahkan pandangan nya kearah langit, "Iya, saya bahkan sudah jatuh hati hanya dengan melihat matanya saja."
* * * *
"Kak bisa diem nggak? Pusing aku liatnya!" geram Zulfa, sedari tadi Aisyah terus menggerutu dan berjalan mondar mandir membuat Zalfa pusing tujuh keliling.
"Ini gak bisa dibiarin!"
"Terus kakak mau apa?"
"Kakak tidak mencintainya neng, kenapa bisa Abah menjodohkan aku dengan laki laki yang nggak aku cinta," kesalnya lalu mendudukkan tubuhnya di samping Zulfa.
"Abah cuma mau yang terbaik buat kakak," ujar Zulfa sambil mengusap lembut lengan Aisyah.
"Cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu kak, mungkin aja kak Yusuf itu jodoh kakak. Jangan menentang takdir, aku tau kakak nggak suka tapi percaya sama aku, Abah cuma mau terbaik buat kakak." Zulfa meraih kedua tangan kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta untuk Arfan [On Going]
RomanceFOLLOW AKUN WATTPAD AKU DULU YAA SEBELUM BACA <3 Sequel cerita Cinta Disetiap Butiran Tasbih, monggo dibaca. -------------------------------------------------- Seorang Gus tampan seperti Arfan yang mencintai wanita sederhana seperti Inara Syifatunn...