Part 22

3K 254 6
                                    

CINTA UNTUK ARFAN

Inara membuka kedua matanya saat merasakan sinar matahari yang berusaha menembus kelopak matanya, ia menoleh kearah samping. Disana suaminya masih tertidur lelap dengan tangan yang melingkar di pinggang Inara.

Sudut bibir wanita itu tertarik, mengingat kejadian semalam itu berhasil membuat kedua pipinya terasa panas. Inara berusaha bangkit karena tubuhnya terasa sangat lengket. 

"Aww...," ringis Inara merasakan sakit di area kewanitaan nya.

Mendengar ringisan yang keluar dari mulut istrinya membuat Arfan terbangun, pria itu menghapus air mata Inara yang mengalir.

"Hey, kenapa?" tanya Arfan lembut.

Inara menunduk malu masih berusaha menutupi seluruh tubuhnya, anak rambut itu menutupi wajah Inara yang menurut Arfan semakin hari semakin terlihat cantik.

"Ra, kamu kenapa?"

"S-sakit Mas," ringisnya.

Arfan terdiam sejenak sebelum akhirnya ia tersadar kemudian mengulas senyum tipis, lalu mengecup lembut kening istrinya.

"Mau aku gendong ke kamar mandi?" tawarnya dengan seringai jahil, membuat Inara membulatkan matanya.

"Nggak! Aku bisa sendiri."

"Yaudah, gih buruan bersih-bersih."

Inara bangkit dari ranjang merasakan nyeri yang luar biasa di bagian kewanitaan nya, berjalan tertatih-tatih menuju kamar mandi dan berpegangan pada dinding. Arfan yang melihat itu gemas sendiri, tanpa persetujuan dari Inara ia bangkit dan berjalan mendekati Inara, tanpa aba-aba ia langsung menggendong tubuh Inara yang masih di balut dengan selimut.

"Aaaaaaaaa! Mas turunin aku gak!"

"Kamu lama, sayang. Biar mas antar aja."

"Tapi aku malu," cicitnya seraya menyembunyikan wajahnya yang merona, meski kini dirinya sudah menjadi istri Arfan seutuhnya. Tapi, tetap saja Inara masih malu di tatap sedemikiam rupa oleh Arfan.

*   *   *   *

"Fatur," panggil Inara, ia tidak sengaja menangkap sosok adiknya yang tengah berjalan menuju pondok putra. Laki-laki itu menghentikan langkahnya kemudian berjalan menghampiri Inara. 

"Kak Nara, kapan sampai?" tanya Fatur.

"Kemarin, kamu gimana? Selama disini kamu gak bikin masalah kan?"

Fatur tertawa kemudian menggelengkan kepalanya, "Nggak dong, Fatur kan anak baik."

Inara mengulas senyum tipis, ia percaya pada Fatur tidak akan berbuat ulah selama berada disini. Meskipun laki-laki itu kerap berbuat jahil pada dirinya dan juga Adibah. Tapi, Fatur masih bisa menjaga batasan nya. 

"Udah makan?" tanya Inara lagi.

"Udah kok tadi sama anak-anak yang lain."

Inara mengangguk, ia menolehkan wajahnya mendapati sosok suaminya yang tengah berjalan menghampiri keduanya. Saat pria itu sudah berdiri di hadapan nya Inara tersenyum, kemudian mengambil tangan suaminya lalu mencium nya lembut.

Cinta untuk Arfan [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang