02. Unish

223 137 358
                                    

'Bagai petir di siang bolong' pribahasa yang cocok untuk situasi ini. Kesunyian sekejap yang disebabkan gadis mungil itu, seketika lenyap karena ledakan tawa cempreng Raka yang diiringi tawa lainya.

"Raz, siapa tuh cewek?" tanya Mirja penasaran sambil menahan sakit perut karena puas tertawa.

"Bocil," jawabnya singkat sambil mengelus kepala yang masih terasa cenat-cenut sekaligus keleyengan.

"Bocil?"

"Unish, Usnisha."

"Usnisha?" tanya Radith.

"Iiyaa!"

"Usnisha Vasant?" ucapnya meyakinkan nama yang tertera di kepalanya adalah benar.

"Ish, iya anjir. Emang kenapa!!? Gue masih sakit niih!!" ucapnya kesal sambil mengusap pelan bagian belakang kepalanya.

Sebenarnya Farraz sedikit khawatir jika akhirnya ia tiba-tiba melupakan semua hal yang terjadi pada dunia ini, termasuk melupakan namanya sendiri karena amnesia. Setelah itu, ia akan terbangun di atas ranjang rumah sakit, lalu akan keluar kalimat dramatis pada sinetron-sinetron yang biasa neneknya tonton. Seperti, 'siapa kamu? Dimana ini?'

"Lagian karma kan maneh! jail teu kira-kira," omel Janu yang mengetahui perbuatanya jahilnya yang membuat setiap orang geleng-geleng jika mengetahui perbuatannya.

"Lagian akhir-akhir, ngapain sih lu ganggu si Unish mulu? Naksir lu ya?" tanya Janu bermaksud untuk menggoda Farraz.

"Sekate-kate lo kalo ngomong," sanggahnya tak terima dengan pernyataan Janu.

"Itu, soalnya gue penasaran sama kepribadianya," ucapnya memulai drama. "Kayanya dia punya kepribadian ganda!" Ia mengatakannya sedramatis mungkin, seolah-olah benar-benar serius.

"Ngadi-ngadi lo!" Fazwan  mengintrupsi ucapan sembarang Farraz.

"Ken, lo tadi liat sendiri kan?" tanya Farraz kepada Kenzie berusaha untuk membuktikan, dan dijawab dengan anggukan polosnya.

"Abis ngegeplak gue tanpa ampun, dia masang muka sumringah gitu. Oh! Atau jangan-jangan dia beneran psikopat?!!" Jika dalam ujian mengarang memang Farraz juaranya,tapi anehnya nilai mengarang di mata pelajaran Bahasa Indonesia Farraz semenjak sekolah dasar tetap berwarna merah.

"Dia tebar senyum manis di depan banyak orang, tapi akhirnya gue tau kepribadian bipolarnya! " tuturnya yang lagi-lagi mengada-ada. "Terus, gue suka liat dia pergi ke perpustakaan dengan gelagat mencurigakan kalo di jam istirahat atau jam jam kosong, jangan-jangan ..."

"Dasar sedeng! Otak lu ikutan geser ya? !! Itu karena lo yang kemal!" Janu mengintrupsi perkataan tidak masuk akalnya Raz.

"Ha? Kemal apaan? Tak kemal maka tak sayang?" tanya Raz yang semakin melantur.

"Kepo maksimal! Dora!" jawabnya dengan penuh penekanan. "Gua tempeleng juga lu lama-lama!"

"Hmm ..., gue berasa familiar sama namanya." tutur Radith mengingat-ingat nama yang terasa tak asing di kepalanya.

"Dia kan emang lumayan populer, soalnya termasuk siswi berprestasi, " ujar Mirja berkomentar. Mengingat jabatannya sebagai ketua osis tentu saja ia mengetahui seseorang yang terlihat menonjol seperti Usnisha.

"Bisa jadi karena itu, jadi berasa familiar ya?," ucap Radithya.

"Iya. Gak mungkin si bendahara kelas yang tebar senyum manis kesemua orang kayak gitu gak populer!" tambah Raz.

"Ekhem! Lu beneran naksir ya? Iyakan? Ken menggoda Farraz lebih gencar.

"Kagak! Yeuh ..., gua gibeng lu! Gua udah ada cewek!"

ORDINARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang