Dihari yang berat dan melelahkan
Pada hari yang berulang setiap hariAku
Aku ingin mengubah arah
Aku ingin melakukan hal-hal yang baruTapi
Aku tidak bisaTapi lagi-lagi kamu disini
Terimakasih
°°°°
Indah tentunya, danau yang berkilau, pohon-pohon rindang yang mengelilingi dan cuaca yang mendukung membuat siapapun betah berlama-lama hanya untuk menikmatinya. Diantaranya, dua insan yang tengah menikmati pemandangan alam yang memanjakan dalam diam. Tiap-tiap mata menerawang jauh menembus pemikiran masing-masing.
"Besok kita ketemu lagi disini," katanya memecahkan keheningan. "Gue kangen sama partner satu hobi gue."
Kami mempunyai kebiasaan yang sama yaitu melukis. Sebelum bertemu dan berteman dengan Radith aku terbiasa melakukannya sendirian, menghabiskan waktu di tempat yang indah dan menikmatinya sendirian. Sampai akhirnya semesta menakdirkanku untuk berteman dengannya dan melakukan apa yang kami sukai bersama. Ternyata melakukan hal yang disukai bersama tidak buruk, bahkan menyenangkan. Kami berbagi kesenangan, membicarakan sesuatu yang disukai, dan melakukan apa yang kami sukai bersama.
Aku menoleh tersenyum, kemudian menatap kembali eloknya kemilau permukaan air danau dan menghela nafas ringan.
"Dihari yang berat dan melelahkan, hari yang terus berulang setiap hari. Gue pengen ngubah arah dan ngelakuin hal yang baru, tapi gue gak bisa. Tapi lagi-lagi lo disini."
"Makasih," ucapnya sambil tersenyum.
"Buat apa?" tanyaku tak mengerti.
"Makasih udah berjuang buat hidup lo sendiri."
Aku hanya menatapnya penuh arti, tak tahu kata yang tepat untuk mengatakan sesuatu yang lebih layak selain kata 'terimakasih' sebagai penghargaan.
Ternyata masih sama, masih sama kayak dulu.
"Loh kok malah bengong," ujarnya. " Yuk cabut." Aku hanya mengangguk setuju.
°°°°
Aku bangun terlambat pagi ini, karena tidur terlalu larut. Beruntung sebelum berangkat bekerja aku telah menitip alarm berjalan untuk membangunkan ku, jika tidak mungkin aku akan melewatkan janjiku hari ini.Alarm berjalan yang membangunkan ku pagi ini adalah Aleena, gadis kecil cerewet yang tak kenal menyerah untuk membangunkan ku. Caranya membuatku terbangun cukup sederhana. Langkah pertama, ia akan memanggil namaku dengan volume kencang tanpa henti sampai aku bereaksi. Jika tidak bereaksi ia akan menggunakan langkah kedua, yaitu mengguncangkan tubuhku sambil memanggil terus namaku sampai aku bereaksi. Langkah ketiga, jika aku tetap tidak bereaksi dia akan bergegas naik keatas kasur kemudian melompat keatas tubuhku. Jika tidak bereaksi juga ia akan pergi berlari keluar kamar menghampiri ibu dan berteriak, " Bu, kayaknya kakak mati!!!" ia mengatakannya dengan tampang kesalnya yang sangat menggemaskan.
Walaupun menyebalkan, ia adalah alarm termanjur yang pernah ada. Setelah itu Aleena akan merajuk dan menggerutu panjang lebar kepadaku dan seperti biasa, aku hanya akan memberinya cengiran kuda. Sebenarnya cukup mudah untuk menghilangkan kesalnya, yaitu ice-cream rasa strawberry. Setelah itu semuanya selesai.
"Aleen, kakak pergi ya!" sahutku, ia mengabaikan sahutanku karena masih dalam mode merajuknya. "Kakak janji nanti beliin kamu ice-cream strawberry," ucapku sambil berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORDINARY
FanfictionSeorang siswi biasa, dengan hari biasa, di Minggu biasa, pada bulan biasa, dan tentunya juga tahun biasa. Yaah ... sebiasa itulah. Seperti angin lalu, melintas kemudian berlalu. tak menarik. Itulah pandangan orang yang datang kemudian berlalu da...