Seorang siswi biasa, dengan hari biasa, di Minggu biasa, pada bulan biasa, dan tentunya juga tahun biasa.
Yaah ... sebiasa itulah.
Seperti angin lalu, melintas kemudian berlalu.
tak menarik.
Itulah pandangan orang yang datang kemudian berlalu da...
Lembayung tak menampakkan wujudnya sore ini. Gumpalan awan hitam bergerak beriringan di seluruh sudut langit kota, tak menyisakan celah bagi cahaya untuk menyela, seolah tak mengizinkannya untuk menampilkan lembayung senja penyambut malam, kali ini. Langit sore ini seolah mengerti kegentaran jiwa ini.
Aku mencoba merebahkan tubuhku di atas kasur tempatku biasa mengistirahatkan raga dan akal ketika malam sunyi menyapa. Sepertinya malam ini akan terasa lebih panjang, karena di sana ...
Ramai sekali.
Ribut sekali.
Isi kepala dan hatiku seperti tengah diterpa angin yang kencang sekali. Ia tak mengizinkan raga ini untuk beristirahat dengan tenang, padahal raga ini sangat kelelahan. Aku harus memaksa mata ini agar terpejam kemudian menjemput mimpi agar membawa raga ini segera tertidur.
Ting
Mataku otomatis terbuka ketika dering notifikasi tanda pesan masuk berbunyi.
Ting Ting Ting Ting.
"Hissh!" seruku kesal mendengar dentingan notifikasi yang berdenting berturut-turut.
Aku memposisikan badanku menjadi duduk untuk meraih ponsel yang tak berhenti berdenting, ia terletak di atas nakas di samping tempat tidur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.