Cepatlah

363 25 12
                                    

(Name) menemani Erwin selama pemulihan.

Tapi sedikitnya (name) pergi ke luar sebentar.

"Heiii Erwin apa kau sudah baik-baik saja?" (Name) selalu bertanya pertanyaan sama setiap saat.

"Hm...kurasa." jawab Erwin.

"Tapi kurasa tubuhmu menjawab perlu istirahat." Sanggah (name) sambil menatap Erwin.

Erwin hanya terkekeh.

"Huft kapan kau sembuh?" Keluh (name).

"Secepatnya sayang..." jawab Erwin.

(Name) hanya cemberut jika harus memikirkan keadaan Erwin.

(Name) mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Sejak kapan kau panggil aku sayang?!" (Name) bertanya tiba-tiba.

"Sudah lama hanya saja kau jarang sadar." Jawab Erwin.

(Name) hanya menunduk malu.

"Bolehkan tapinya ku panggil sayang?" Tanya Erwin.

"Eh...terserah kau saja!" Jawab (name) kelabakan.

(Name) terlalu lucu bagi Erwin..

"Ya sudah...sepertinya ini hari terakhir aku seperti ini." Jawab Erwin.

(Name) langsung antusias.

"Be...benarkah?" (Name) memastikan.

"Ya pastikan besok kau membantuku sayang." Perintah Erwin.

"A...aku jijik. Besok akan ku bantu kok." (Name) langsung kabur meninggalkan Erwin.

Bilangnya jijik padahal seneng. Dasar (name)-_

Bagitu (name) pergi Erwin hanya dapat menghelakan nafas berat.

Paginya.

(Name) masuk membawakan sarapan untuk Erwin.

"Erwin pagi..." (name) membangunkan Erwin.

Erwin langsung terbangun dan mengerjapkan matanya.

"Ah...pagi juga. Sepertinya tidurku nyenyak." Jawab Erwin.

"Eh...besok kau harus bangun pagi loh...kau kembali ke pekerjaanmu." Akhirnya (name) bisa juga memarahi Erwin.

"Maaf maaf..." Jawab Erwin.

"Nih makanmu!" (Name) langsung memberi Erwin sarapan dengan kesal.

Erwin hanya terkekeh.

"Aku tak terbiasa makan dengan tangan kiri." Erwin sama sekali tak berselera.

"Tangan kananmu bodoh!" Teriak (name).

"Kau sangat menyindirku sayang." Jawab Erwin santai.

(Name) langsung menutup mulutnya.

Harusnya dia mengerti keadaan.

"Maafkan aku." Mohon (name).

Erwin menggeleng.

"Suapi dulu." Pinta Erwin.

"Eh tunggu apa?" (Name) takut dia salah dengar.

"Aku akan memaafkanmu jika kau menyuapiku." Lanjut Erwin.

"Ahk jangan mengambil kesempatan." (Name) frustasi.

"Tidak hanya saja untuk hari ini aku minta kau suapi." Alasan Erwin.

(Name) langsung mengambil sendok dan menyuapi Erwin.

"Nah nah komandan kita sedang manja sekarang. Efek sakit kah?" (Name) menatap Erwin jahil.

Need2 (Erwin×reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang