izin

544 38 16
                                    

Beribu kali (name) meminta izin ekspedisi, tapi tetap saja di tolak.

Respon (name) hanya bisa cemberut pasrah akan nasibnya.

Lagi-lagi permintaannya di tolak.

(Name) hanya bisa cemberut akhir-akhir ini.

"Tidur tak nyenyak, makan tak berselera, hati mana tenang... mau apa coba aku?" Keluh (name).

"Capek ya? Kenapa ngak mati aja sekalian." Nanaba memberi usulan yang sangat bangke.

"Kau dulu aja sana, aku nyusul." (Name) masih tak berselera meladeni Nanaba.

"Ini bocah ngak pernah waras." Ejek Nanaba.

(Name) menggeleng.

"Memang ngak pernah." Jawab (name).

Nanaba sudah kesal di dalam hati ia hanya dapat berkata "ingin di bunuh tapi temen sendiri."

"Ah sudah kalian ini hentikan." Petra selalu melerai (name) berantem dengan Nanaba.

"Huh dia dulu!" Tunjuk Nanaba.

"Aku lagi kesal tau! Kau bukannya memberi saran." (Name) melipat tanganya.

"Sudah kalian ini seperti anak kecil! Kalau tak ada yang menghentikan kalian bertengkar lagi bagaimana?" Petra kesal.

"Kamukan selalu ada untuk melerai kita." Nanaba dan (name) menjawab dengan santai.

"Kalau aku sudah tak ada bagaimana?" Petra benar-benar kesal.

"Maaf." (Name) dan Nanaba meminta maaf.

Petra cemberut sambil melipat tangannya.

(Name) merasakan hawa aura tidak enak.

"Levi." Tunjuk (name).

"Kau! Ja...jangan menggodaku dan Heicho ya? Awas kau!" Petra gelagapan.

"Itu belakangmu." (Name) melengkapi kalimatnya.

Petra langsung berbalik.

"He...heicho aku...tadi..." Petra bingung harus menjelaskan apa.

"Shut...tadi kau bilang apa?" Levi menyentuh bibir Petra.

Seketika (name) dan Nanaba jadi nyamuk.

"Ano...em...kalau aku sudah tidak ada..."

"Jangan bilang seperti itu lagi. Kau tak akan mati secepat itu kan? Aku akan melindungimu." Levi mengecup bibir Petra.

Setelah melepas kecupannya Levi hanya memamdang wajah Petra yang tersipu.

"Mau lagi?" Tanya Levi.

"Anu... temanku ada di sini." Petra menunduk malu mengingat kedua temannya sedang asyik memperhatikan.

Levi menepuk jidatnya, dia lupa akan kehadiran (name) dan Nanaba.

"Sekarang yang beraksi kisah Rivetra." Komentar Nanaba.

"Gila! Lebih seru dari pada sinetron! Rame bisa nonton langsung." (Name) ikutan komentar.

"Kita tunggu kelanjutannya di AOT TV." (Name) dan Nanaba serempak.

"Ntar AOT TV kan semuanya mayad? Apa kelanjutannya?" Sambung (name).

Levi yang kesal dengan kedua insan ini langsung menendang mereka.

Petra yang pasrah tak bisa menghentikan Levi.

"Petra entah bagaimana caramu berteman dengan kedua orang tidak waras." Gumam Levi.

Need2 (Erwin×reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang