miliku

550 31 19
                                    

Tuduhan telah di batalkan.

Akhirnya kebenaran yang sebenarnya telah terungkap, walau (name) tak banyak ikut campur.

Setelah ikut membunuh titan milik rod reiss, walau (name) hanya menebas salah satu bagiannya. Akhirnya izin (name) di kembalikan oleh Erwin.

Sehingga (name) bisa ikut rencana Erwin selanjutnya.

Pelantikan Historia menjadi ratu pewaris sebenarnya datang.

(Name) hanya ikut saja walau tetap kehadirannya tak terlalu di butuhkan.

(Name) hanya tertunduk diam entah apa yang harus dia lakukan.

"Kerja bagus (name)." Erwin menepuk kepala (name).

"Eh...Erwin! A..apa yang kau lakukan?" (Name) kaget.

"Uhm... bukan apa-apa,Aku hanya menepuk kepala gadis ku saja. Apa kau tahu tadi aku mencium tangan ratu." Erwin mencoba menggoda (name).

"Lalu urasanku?" (Name) mencoba terlihat cemburu.

"Luar biasa, kau tak cemburu?" Tanya Erwin.

Rasanya pas sekali kena hati (name).

"Ngak kok! Ngak! ngak ada untungnya aku cemburu. Lagian pula kau adalah milikku. Eh..." (name) menutup mulutnya lantaran malu seenaknya bilang Erwin miliknya.

Erwin terkekeh dan mengambil tangan (name) yang menutup mulut (name).

"Sh...sekali lagi apa?" Tanya Erwin.

"Tuli ya ngak tahu aku bilang apa. Sudah ku bilang aku tak cemburu." Jawab (name).

"Iya aku tahu, tapi yang terakhir. Aku milik siapa?" Erwin sangat ingin mendengarnya lagi.

"Kamu milik...milik....kamu milik...enn...kamu milik...aku..." (name) ragu".

"Terimakasih (name) dan kamu lah milikku." Erwin mengecup punnggung tangan (name).

"Gadisku tetap gadisku." Erwin menarik tangan (name).

(Name) di tarik untuk mencium bibir Erwin.

Pada saat mau melakukannya.

Tiba-tiba Erwin di panggil.

"Ahk...aku pergi dulu ya?" Pamit Erwin.

"Iya..." (name) langsung mengiyahkan.

Jantung (name) berdebar karna untuk beberapa saat ini Erwin sudah terbuka saja dengannya.

Malamnya

Ada sebuah perayaan di kastil atas pelantikan ratu baru.

Mau tak mau (name) harus ikut dengan mengenakan gaun.

(Name) kurang suka gaun, terlalu feminim baginya.

(Name) masih belum bisa menikmati perayaan tersebut.

(Name) bingung harus apa atau mengobrol dengan siapa.

Erwin pun belum muncul di hadapannya.

(Name) gundah menatap langit dari balkon kastil di temani segelas wine di tangannya.

(Name) berharap jika saja ada teman dekatnya Nanaba dan Petra...pasti lebih menyenangkan.

Akhirnya dia hanya bisa meratapi nasibnya tersebut.

Seseorang mendekap (name) dari belakanng lalu menaruh kepalanya di pundak (name).

"Erwin?" Tebak (name).

"Apa yang kau pikirkan sayang?" Erwin menatap wajah (name).

(Name) langsung menyeringai.

"Tak ada kok." Jawab (name).

Need2 (Erwin×reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang