jawaban

359 26 12
                                    

(Name) masih celingak-celinguk memperhatikan markas yang tampak sibuk.

Mengapa tak ada yang memberitahu apapun?! Sialan (name) juga bingung harus pada siapa ia bertanya.

Akhirnya (name) memutuskan memcari Erwin.

Sial! Di cari kemanapun (name) tak menemukannya.

(Name) berkali-kali mengumpat dirinya sendiri dengan kata-kata kasar. Tapi tetap saja (name) malah makin cemas saja.

Malam

(Name) masih bingung dan cemas.

Entah pada siapa dia setidaknya bertanya.

Semuanya tampak masih sibuk, hanya (name) yang tak di beri tahu apapun.

(Name) mencoba mencari taunya sendiri.

(Name) kaget saat melihat beberapa orang dengan peralatan lengkap.

(Name) segera berlari menghampiri mereka.

"Ada apa ini!" (Name) menarik salah satu dari mereka.

"Oh (name) ya? Yang sedang tak bertugas dulu. Pantas kau tak tahu. Ada titan di dinding rose dan mereka menyerang menara."

"Menara?"

"Ya bagitulah..."

(Name) baru ingat soal Nanaba makin cemas saja.

"Nanaba! Nanaba bagaimana?" Tanya (name).

Orang tersebut menggeleng.

(Name) makin cemas.

Apa yang dapat (name) lakukan dengan izinnya yang di cabut paksa?

(Name) hanya terdiam beberapa detik membiarkan semuanya pergi.

Dalam hatinya ia terus berharap semoga Nanaba baik-baik saja.

Tanpa sengaja Erwin melihat (name) yang sedang bingung dan cemas.

"Kau sudah tahu?" Tanya Erwin tiba-tiba di depan (name).

(Name) mengangguk.

"Izinkan aku ikut kali ini! Aku ingin menyelamatkan Nanaba!" Pinta (name).

Erwin hanya menatap (name) dingin.

(Name) yang tahu maksudnya hanya dapat menghelakan nafas berat.

Sial! Lagi-lagi di tolak keras.

"(Name) walau aku tak dapat berjanji akan baik-baik saja. Tapi setidaknya lakukan tugasmu seperti biasa saat kami pergi. Paham?" Pinta Erwin.

"Baiklah ku kerjakan asal kau pulang." Lirih (name) lemah.

Entahlah mengapa otaknya mengiyakan saja.

"Jangan cemas." Erwin membelai kepala (name) sekilas dengan tangan kanannya lalu pergi.

(Name) memegang kepalanya yang tadi baru saja Erwin elus.

Terlalu lembut.

"Pulanglah..."

Esoknya

(Name) masih berharap Nanaba masih dapat bertahan hidup. Tapi (name) takut juga.

(Name) mengerjakan semuanya di markas seperti yang Erwin suruh.

Menunggu semuanya pulang.

Walau pasti tak mungkin semuanya pulang.

Terdengar beberapa langkah kuda di luar.

(Name) langsung bersiap-siap mengambil obat dan semua yang di perlukan.

Need2 (Erwin×reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang