Potongan Kecil

372 18 7
                                    

Konichiwa

Balik lagi sebentar semuanya.
Sebenarnya kalian agak janggal ngak sama akhir ceritanya. Kalau janggal, ya kalian benar ada yang belum aku tulis di sini, apa yang sebenarnya terjadi pada (name), dia masih sembunyikan sesuatu.

Alasan aku tak menulisnya macam-macam. Tapi selamat membaca ya.

Special thanks buat yang tahu ada kejanggalan.



(Name) side

Aku (name).

Gadis biasa dengan masalalu yang cukup buruk.

Apa menurut kalian tak sakit rasanya jadi criminal?

Aku sudah melupakannya karna telah bertemu orang yang sangat ku cintai, begitu pula sebaliknya.

Ia mengajari banyak arti kehidupan untukku dan selalu membuatku merasa di inginkan.

Itupun dulu, sekarang dia sudah meninggal. Erwin sudah meninggal.

Walau dia meninggal aku masih bergabung pasukan pengintai.

Tugasku pun kecil-kecil hanya menemani penelitian Hange dan mengurusi barang-barang dia.

Sebagai penghormatan aku di beri mendali hijau milik Erwin.

Kini barang itu jadi semacam jimat keberuntungan bagiku.

Setelah kejadian itu, aku merasa ada yang aneh bagiku. Mungkin benar aku tak mungkin bisa menahannya. Tapi aku ingin bertahan.

Tapi kecemasan mulai memuncak saat aku menyadari aku semakin lemah, di tambah sakit ku di perut semakin bertambah.

Mungkinkah aku?

Hari ini aku membawakan penelitian Hange. Tanpa sengaja aku menjatuhkannya dan tanganku bergetar hebat.

Kenapa?

"(Name) kau kelelahan ya akhir-akhir ini? Tanya Hange.

"Ah tidak kok, tanganku agak terpeleset." Alasnku pada Hange. Walau aku yakin dia tak percaya.

Hange hanya memgangguk.

"Sudahi saja hari ini..." jawab Hange.

Aku mengangguk pergi.

Hari ini lebih parah, aku merasa mual-mual. Entah berapa kali aku muntah kali ini.

Aku memeluk perutku lalu secepatnya menemui Hange.

Aku menuliskan surat keluar padanya.

"Hange...sepertinya aku hanya akan menjadi bebanmu jika begini...aku akan keluar saja dari pasukan." Izinku.

Henge agak tersentak.

"Kenapa (name)?" Tanya Hange agak khawatir padaku.

Aku hanya tertawa kecil.

"Aku punya alasan pribadiku sendiri, jadi tolong ya Hange? Aku akan pergi jangan cari aku..." pintaku padanya untuk terakhir kalianya.

"Baiklah aku tak bisa memakasa kalau itu masalah pribadi..." Hange pasrah.

Setelahnya ia memperbolehkanku dengan berat hati untuk keluar dari pasukan, sebelum aku pergi dia memberiku uang untuk kehidupanku ke depannya.

"Terimakasih kau sangat baik. Hange kau berubah...kau tak segandeng dulu. Tak panggil aku titanmu? Aku ini mantan asisten komandan loh...jadi selamat mengemban tugas ya!" Pamitku agak tak sopan pada mantan komandanku sendiri.

Hange terkekeh.

"Baiklah selamat tinggal titanku..." jawab Hange.

Bukan karna kecapekan atau apa aku pindah. Aku punya sesuatu yang harus lebih ku jaga dan sangat berharga.

Need2 (Erwin×reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang