baru promot

210 17 2
                                    

*ngak janji coba tamatin dulu haluan...
Semoga aja tamat tapinya...

(Name) berdiri di ujung roft toop sebuah gedung.

(Name) menatap ke arah langit senja yang mulai menguning.

Angin mengelus lembut rambutnya.

Di tangan kanannya (name) mengenggam ponselnya dan mengetik beberapa kata maaf.

Setelah mengetik kata maaf terakhir pada ibunya (name) langsung melempar ponselnya ke belakang.

(Name) kembali berdiri tegak sambil menatap langit.

Dia ingin mengakhiri hidupnya begitu saja.

Rasanya ada sesuatu yang dia lupakan tapi dia tak tahu.

Tapi di samping rasa sakit itu ternyata dunia saat ini selalu menekannya.

Rasanya terlalu sakit menahannya.

Jadi ia menyerah akan hal itu...

Kalau dia ingat mungkin bebannya tak akan seberat ini...

Itu pikirnya.

(Name) kembali mengumpulkan keberaniannya untuk meloncat.

Tapi ternyata dia malah terdiam merenungi apa yang dia lupa.

Apa itu hal penting atau hanya perasaanya saja?

Terdengar suara pintu roft toop terbuka dan seseorang terengah-engah.

Sepertinya dia panik dan lari di tangga dengan sekuat tenaga.

Lagian pula (name) tahu dia hanya akan bilang "jangan" atau "pikirkan hidupmu"

Perkataan itu malah membuat (name) ingin segera loncat.

"Aku tak akan menghentikanmu untuk meloncat, jalanmu adalah milikmu sendiri...tapi apa yang kau inginkan?" Tanya seseorang di belakang (name).

(Name) tersentak dan menoleh ke belakang.

Suaranya...bagi (name) begitu dia rindukan, tapi siapa?

(name) merasakan air matanya jatuh begitu saja saat menatapnya.

(Name) merasakan perasaan rindunya yang meluap-lupa pada orang tak di kenal itu.

Orang yang berdiri di belakannya adalah seorang lelaki dengan rambut blonde dan mata biru yang menatapnya dingin.

Dia siapa? (Name) merasa kenal dengannya, tapi dia bingung memang dia pernah bertemu dengannya?

Tapi itu hanya perasaan (name).

"Kenapa kau ragu? Kalau memang mau loncat, loncat saja, apa yang kau pikirkan? Apa kau terpikir ada sesuatu yang harus kau selesaikan dahulu?" tanyanya sambil mendekati (name).

Kini ia berdiri tepat di belakang (name).

"Kau..." lirih (name).

(Name) membalikan badannya dan tangannya di senderkan pada ujung pembatas roft toop.

Sedikit saja (name) mundur (name) akan jatuh.

Orang itu sepertinya agak bingung.

Apa maksud dari perkataan (name) tentang memikirkannya.

(Name) menyeka air matanya yang mengalir dengan lembut.

"Kau namamu...Erwin Smith...kau siapa?" Seyuman mengembang di bibir (Name).

Nama itu terlintas pada pikirannya.

Orang yang bernama Erwin itu hanya terseyum.

"Kau benar, tapi...apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Erwin.

Karna jawaban Erwin (name) malah membuang mukanya.

"Apa yang ku lakukan?!" Pikirnya dalam hati.

(Name) merasa kecewa karna perasaannya yang salah.

Erwin menatap lekat-lekat wajah (name).

Entah kenapa wajahnya adalah wajah seseorang yang selama ini ingin Erwin gapai walau dia tak tahu dia siapa.

"Ku rasa iya,tapi aku tak tahu kapan..." (name) menunduk lesu.

Erwin hanya terseyum mendengar jawaban dari (name).

"(Name)...aku pun merasa kita pernah bertemu tapi aku tak ingat..." Jawab Erwin sambil menatap wajah (name).

(Name) mengankat kembali wajahnya dan menatap mata Erwin.

Mereka membiarkan mata mereka saling bertatapan, mengingat apa yang begitu dirindukan tentang orang yang berdiri di hadapannya.

Erwin tahu namaku?! Aku benar-benar lupa kapan kita bertemu?

Apa semua kenangan yang mereka buat akan mereka ingat kembali?

Apa hubungan yang sebelumnya rusak dapat di perbaiki kembali?

Need2 (Erwin×reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang