(Name) masih terpaku.
Pernyataan yang cukup membuat (name) tak berdaya.
Ingin segera menjawabnya tapi tetap saja lidahnya kaku.
Sedari tadi (name) tak berani menatap mata Erwin langsung. Jadi (name) hanya tertunduk menyembunyikan wajahnya.
"Apa jawabanmu?" Erwin ingin mendengar jawaban langsung dari mulut (name).
(Name) agak tersentak menduga Erwin sudah tak sabar lagi.
"Ehmm...eng...anu..." (name) bahkan susah mengucap kata-kata.
Otak (name) masih memikirkan jawabannya. (Name) tak mau salah kata.
"Sh...sayang kalau kau tak bisa sekarang, akan ku tunggu sampai nanti." Erwin menyentuh bibir (name) dengan lembut.
Wajah (name) merah sekali.
(Name) mengangguk.
"ano...Danchou..."
"Erwin itu panggilan darimu." Jawab Erwin.
"Erwin trimakasih. Aku senang!" (Name) berlari tergesa-gesa keluar dari ruang Erwin.
Erwin hanya terpaku beberapa saat. Memikirkan apa maksud dari jawaban (name). (Name) menerima atau menolak Erwin sih?!
(Name) kembali ke barak dengan perasaan yang melandanya.
"(Name) selamat!!!" Nanaba menyambut (name) girang.
Bahkan Nanaba sampai membawakan roti seperti membawakan kue ulang tahun.
"Euh ada apa Nanaba?" (Name) kaget.
"Izinmu!" Teriak Nanaba.
"Masih di cabut!" (Name) ketus.
"Yah ini sia-sia, jadi ini ku makan sendiri." Nanaba hendak melahap roti itu dengan wajah masam.
"Bagi-bagi!" (Name) mengambinya lalu membelah duanya dengan Nanaba.
"Mungkin malam ini dapat kita rayakan..." (name) melanjutkan pembicaraannya.
"Merayakan apa coba? Merayakan di tolak kesekian kalinya oleh Danchou!" Nanaba yang kesal masih menguyah rotinya lahap.
"Aku tak pernah di tolak olehnya. Nanaba...Erwin mengungkapkan perasaannya padaku." Lirih (name).
Nanaba kaget ingin sekali dia teriak tapi ia langsung membekap mulutnya.
"Be...beneran?" Nanaba ngak percaya.
"Iya dia bilang aku mencintaimu..." jawab (name) malu-malu.
"Bagus! Ayo buka minuman! Kita rayakan malam ini!" Nanaba langsung buka minuman.
Nanaba memberikan gelas kecil penuh dengan minuman.
"Uhm...Nanaba kau taukan aku bukan peminum?" Tanya (name).
"Ayolah...besok aku bakal pergi tolong ya sebelum aku pergi besok pagi..." paksa Nanaba.
(Name) mengangguk dan meminumnya ragu.
"Aneh..." desis (name) dalam hati.
"Oi aku belum bertanya apa jawabanmu?" Nanaba meneguk minumannya dengan semangat.
"Ehn...aku belum tahu...aku takut salah kata." Jawab (name) sedih.
"Kau itu! Jawab iya atau aku juga, setidaknya kasih kepastian!" Nanaba kesal.
"Ah maaf..." jawab (name).
"Minta maafnya sama danchou sana. Awas aja kalau besok masih kau gantungin." Nanaba meneguk minumannya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Need2 (Erwin×reader)
عشوائيlanjutan dari need(Erwinxreader) @miraylei *pindah akun ngak tahu desk lagi_-