Part 6_ Cemburu Berat

21 3 0
                                    

Bruguhh!!

Ralat--bukan Alesha yang ditabrak melainkan Alesha lah yang menabrak seseorang yang berjalan dihadapannya. Kembali ke awal, orang itu tak lain adalah---Roy Agam Syaputra.

Anak teknik dengan enam kotak-kotak imut di perutnya. Si tampan yang rumornya suka mempermainkan hati wanita, pacarnya ada dimana-mana dan satu lagi, ia Jomblo dan ingin mencari seseorang yang bisa memberi ia semangat dan motivasi beribu.

Kak Roy tak mau menjadi mahasiswa abadi maka dari itu tahun ini ia bertekad untuk segera wisuda dan segera mengakhiri masa beratnya dalam berkuliah di Jurusan Teknik Elektro. Bayangkan saja! Teknik elektro.

Hukumnya mahasiswa Jurusan Teknik dikenal dengan julukan buaya darat penggoda iman para wanita. Mereka tampan sankin tampannya tak cukup dengan satu wanita. Begitu katanya. Tapi tidak semua. Lihatlah Kak Roy--ia terlihat sangat tulus pada Alesha.

Oh tidak. Jangan-jangan Alesha adalah korban selanjutnya?

Seperti saat ini. Kak Roy membawa Alesha ke sebuah cafetaria ditengah-tengah kota yang kebetulan baru grand opening. Ciri khas anak muda. 99% makhluk yang sedang berada di cafetaria ini adalah anak kuliahan dengan laptop dan buku bertengger didepan mata.

Bermodalkan izin dan dukungan para sahabatnya, kini Alesha harus terjebak dengan Kak Roy. Tampan memang tapi kalian tahu sendiri, Alesha itu tipe cewek yang semakin dicintai dan dihormati seperti ratu, maka ia akan semakin risih. Sungguh, Alesha tak suka diperhatikan apalagi sampai ditraktir makan seperti sekarang ini.

Bukannya Alesha tak bersyukur, namun jika Ayah tahu jam segini Alesha masih di luar maka Ayah akan sangat marah padanya.

"Berdua bersama laki-laki?"

"Ayah mengantarmu kuliah jauh-jauh bukan untuk pacar-pacaran, Alesha."

"Kamu mau kuliah atau nikah, hah!!"

"Pulang kamu!!"

"Kamu pikir Ayah tak punya uang untuk membeli makanan untukmu sampai-sampai kau mengemis pada laki-laki yang tidak jelas asal-usulnya??

Alesha mengidik ngeri, mendengar ucapan pedas Ayah yang hanya sebatas imajinasi membuat Alesha hampir kehilangan akal sehatnya. Apalagi ucapan terakhir. Sungguh, Alesha ingin pulang detik ini juga.

Tapi apa yang bisa Alesha lakukan dengan Roy yang kini sibuk dengan laptopnya? Lelaki tampan itu tampak serius mengetik di laptop, sesekali ia menyesap Americano yang sangat tidak enak bagi Alesha.

"Sudah selesai makannya, Sha?" tanya Roy tenang, sama sekali ia tak mengalihkan pandangannya. "Nambah saja makanannya gapapa, Kakak yang balenin." tambah Roy semakin ramah dan santai.

Alesha hanya bisa nyengir gak jelas, "Sudah kenyang Kak," katanya.

Sambil tersenyum, Roy melirik Alesha sebentar. "Kamu kurang gemuk dikit, gak usah diet-diet segala. Sudah cantik kamu," ucapnya manis. Benar-benar seperti buaya darat dipendengaran Alesha.

Sama seperti korban para buaya pada umumnya, Alesha hanya bisa tersenyum malu-malu. Lebih tepatnya sih canggung. Mereka baru saja kenal namun Roy begitu pesat mengejarnya. Apa benar ucapan Sinta tempo hari kalau Kak Roy sungguh-sungguh menyukai Alesha?

Pak Dokter & Buk TaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang