Antara aku dan dia adalah takdir. Cinta datang dengan sendirinya, membawa hatiku berlabuh padanya namun bisakah selamanya?
Sore temaram seperti biasanya setelah Alesha selesai mandi dan mencuci rambutnya dengan bersih tanpa ketombe membandel, kini gadis itu tengah berada di atas pohon mangga yang kebetulan tumbuh di depan pekarangan kontrakan mereka.
Buah mangga tak satu pun bisa dimakan karena masih mentah, jadi yang bisa Alesha lakukan adalah mengamati buah itu dengan senyum jenaka layaknya orang gila.
"Kenapa, ya, mulutnya si Maudy tajam bener kayak silet? Dia pikir aku gak sakit hati apa?" Alesha mencabik kesal terlihat dari mulutnya yang dimanyunkan dan tangannya yang sibuk mematahkan rerantingan pohon mangga.
Seandainya pohon mangga dapat berbicara mungkin dia sudah mengatakan bahwa dia sangat kesakitan dengan tindakan semena-mena Alesha terhadap daunnya. Sudah diberi tumpangan untuk galau, anak itu malah tidak tau diri.
"Mangga,jahat, kan, si Maudy sama gue?" Alesha bertanya pada mangga. "Masa gue dibilang mahasiswa kupu-kupu? Padahal gue gak seburuk itu. Jahat banget."
"Kamu yang jahat wahai manusia," kata mangga.
"Ah, mangga mah gak asik, malah membela tindakan kejahatan Maudy terhadap hati dan perasaan Alesha yang mungil ini. Apa salahnya mencintai? Apa salahnya memberi hati? Dan yang paling sakit itu--- Maudy bilang gue mahasiswa kupu-kupu? Gak banget ya, kan? Gue ini walau bodoh tapi gak pintar, juga!!" Alesha marah-marah dengan suara cemprengnya. "Begitu juga sebaliknya!!" sambung Alesha dengan suara ketus.
"Sumpah, sih. Udah gak salah lagi kalau Lo memang gila," ucap Sinta terheran-heran melihat Alesha begitu pun Alesha yang langsung memalingkan wajahnya dan menatap kesal wajah menjijikkan Sinta.
Ternyata dan ternyata Sri lah yang menjawab ucapan Alesha tadi bukan pohon mangga seperti yang Alesha pikirkan. Baru saja Alesha berniat membeberkan spesifikasi bahwa pohon mangga di depan kontrakan mereka adalah pohon yang dapat berbicara, namun sekarang niat itu hanyalah niat semata yang gila saja jika Alesha berani melakukannya.
"Sha, kalau Lo benar-benar cinta sama Kak Abian yaudah Lo perjuangkan cinta Lo. Zaman sekarang gak perlu nunggu cowok conffes, cewek juga bisa tapi yaitu---Lo harus yakin kalau cinta Lo akan terbalaskan agar rasa sakitnya tidak terlalu besar nantinya," ucap Sinta panjang lebar. Gadis itu ikut manjat dan duduk di ranting sebelah Alesha.
"Maksud Lo Maudy---"
"Bukan gitu juga," ujar Sinta cepat-cepat memotong ucapan Alesha seakan tau apa yang ingin gadis itu ucapkan.
Plak...
Alesha memberi bogeman mentah kepada Sinta yang ketepatan dekat dengannya. "Apa salahnya mencintai?"
"Mencintai itu gak salah, yang salah itu sudah mencintai dan berharap lebih dari sebuah cinta yang gak ada kejelasannya," kata Sinta serius.
Dua gadis cantik itu menikmati angin sepoi-sepoi diatas pohon mangga. Andai mangganya sudah berbuah matang mungkin akan lebih menambah sensasi enaknya.
"Maudy itu bukan sekadar memberi Lo nasehat tapi juga mau ngasih tau Lo kalau berharap lebih itu gak baik untuk kesehatan," ujar Sinta. "Kita gak tau apa yang terjadi pada hubungan Maudy saka Kak Gautama di masa lalu. Mungkin saja Maudy berniat agar Lo gak merasakan apa yang dia rasakan, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Dokter & Buk Tani
Teen FictionAbian si mahasiswa Jurusan Kedokteran tidak pernah tahu bahwa akhir cintanya dengan Maury adalah awal dari pertemuan cinta yang paling menakjubkan yang pernah dia rasakan dengan seorang gadis tomboy Jurusan Pertanian yang sangat tergila-gila padanya...