Part 16_ Sudah Sejauh Ini

27 2 2
                                    

~Niatnya healing eh malah overthinking ~




"Jalan kaki atau pesan ojol, nih?"

Ayu, Sinta dan juga Alesha serentak menatap ke arah Maudy. Gadis yang tengah mengotak-atik ponselnya dengan wajah masam. Mereka berempat berniat mencari angin malam ini, hitung-hitung healing karena sudah lebih dari tiga hari mendekam di kamar kontrakan.

Sedikit cerita. Kampus sedang lockdown karena kasus covid-19 semakin tinggi terlebih pada mahasiswa Jurusan Pertanian yang paling banyak terkena dampaknya. Jadi mau tak mau seluruh mahasiswa Jurusan Pertanian kembali belajar via online alias daring.

Berhubung hari ini tanggal 1 September, itu berarti awal bulan yang bagus. Seperti biasa ritual anak kost. Ke-empatnya tidak akan berfoya-foya, percayalah mereka anak baik-baik terkecuali jika bakso, batagor, seblak, sate, tekwan, telur gulung dan teman-temannya lewat di depan mata. Maka bisa dibicarakan baik-baik terkhusus manusia seperti Alesha Casilda yang doyan makanan seperti itu.

"Guys, kita hanya ke alun-alun bukan mau kondangan," ujar Maudy mengomentari penampilan berlebihan teman-temannya.

"Tau tuh, gak paham lagi gue," kata Alesha duduk di samping Maudy. Gadis itu juga sudah selesai dengan hoodie hitam dibalut celana jeans pendek selutut. Sederhana, persis seperti orang yang tak pandai ber-outfit.

Bahkan bisa dibilang penampilan Alesha jauh lebih sederhana dibanding Maudy yang masi mau membaluti bibirnya dengan liptint dan bedak tabur agar terlihat fresh.

"Sabar dong, guys. Tinggal pakai maskara nih," kata Ayu memoles wajahnya agar lebih menarik.

"Siapa tau, kan, ketemu sama Kak Domingo yang gantengnya kelewatan? Kalau bukan Kak Domingo  gapapa deh, yang penting ganteng. Gue mandang fisik soalnya," sambung Ayu songong.

"Yaudah cepat!" Maudy jengah.

"Sabar. Gue harus tetap berpenampilan menarik karena ini sudah malam," kata Sinta serius.

"Lah kenapa?" tanya Alesha tak mengerti.

"Karena malam hari, gue terlihat lebih cantik tanpa pori-pori." Sri mengakhiri proses make up nya, tersenyum manjah kala Alesha mendecih.

Dari mereka berempat memang Sinta yang paling ideal postur tubuhnya. Sinta cantik, putih, manis, langsing dan tinggi. Sebenarnya tanpa make-up pun, Sinta sudah sangat cantik.

Kalau Ayu, jangan ditanya. Gadis itu juga sangat cantik tapi akan lebih cantik kalau menggunakan make-up. Makanya kalau Ayu keluar jarang sekali tidak memoles wajah, katanya aurat terbuka kalau tidak bermake-up.

Terserah Ayu sajalah.

"Jalan kaki kita?" tanya Sri mengantikan peran Maudy dalam bertanya, soalnya gadis itu terlihat sudah tidak berminat.

"Ya iyalah! Yakali Ojol. Ingat, ongkos Ojol cukup untuk makan kita selama tiga hari," ujar Alesha menanggapi.

"Luntur dong make-up gue," seru Ayu sedih.

"Makanya siapa nyuruh Lo make-up!" seru Maudy kesal karena sudah menunggu terlalu lama.

"Apaan sih! Mentang-mentang Lo yang pertama mandi," ujar Ayu cuek.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pak Dokter & Buk TaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang