Prolog

3.7K 366 134
                                    

Ada yang kangen? 👀

Seperti biasa, agar tidak bersoda Taehyun harus digender switch okay 👌

Bismillah Taehyun jadi gadis...

Btw ni mon maap ya kalo Bahasa Inggris gue grammarnya salah, ndak besa bahasa enggres soalnya :v

Btw ni mon maap ya kalo Bahasa Inggris gue grammarnya salah, ndak besa bahasa enggres soalnya :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beomgyu, are you okay?"

Lelaki yang tengah menatap pekarangan rumahnya dari jendela itupun dibuat menoleh kearah si penanya yang terlihat memasang raut wajah bersalah.

Harusnya orang itu tidak perlu bertanya tentang keadaan Beomgyu. Karena siapapun yang melihat keadaan lelaki itu sekarang pasti bisa mengetahui jika Beomgyu tidak dalam keadaan baik-baik saja dengan mata bengkak dan bibir pucat.

"You haven't eaten since yesterday-"

"How can I eat when I don't know where my parents are now?"

Orang itu menghela nafas, bahunya bergidik tanda tak tau lagi harus membujuk Beomgyu dengan cara apa.

Kehilangan kedua orangtuanya disaat bersamaan membuat Beomgyu yang merupakan anak satu-satunya kehilangan arah.

Rasanya ia ingin menyalahkan alam yang merenggut kedua orang tuanya. Ia ingin memaki jasad pilot beserta para crew yang dianggapnya tidak becus mengendarai dan mengatur pesawat yang ditumpangi kedua orangtuanya.

Ia juga ingin sekali menghajar para tim sar yang tidak dapat menemukan jasad Ibu maupun Ayahnya.

"Where's Beomgyu?"

"In his room, he doesn't want to eat since yesterday afternoon, Hoseok please persuade him."

"I'll try, you can go Irene."

Wanita bernama Irene yang sejak tadi membujuk Beomgyu pun mengangguk membiarkan pria bernama Hoseok itu masuk kekamar Beomgyu untuk membujuk keponakannya.

"Beomgyu ini om Hoseok."

Anak bernama Beomgyu itu tetap sibuk menatap jendela mengindahkan perkataan pamannya.

Bukannya dia tak mengerti bahasa Indonesia, orangtuanya selalu bicara Bahasa Indonesia jika dengannya meskipun mereka tinggal di Australia, terlebih disekolahnya juga ada pelajaran Bahasa Indonesia.

Hanya saja ia terlalu malas untuk berbicara sekarang.

"Kata aunty Irene kamu belum makan dari kemarin. Mau makan apa nanti Om beliin."

Beomgyu menggeleng lemah. Hoseok menatap prihatin keponakannya itu. Mata sembab, tatapan kosong serta bibir pucat menggambarkan betapa terpukulnya Beomgyu kehilangan kedua orang tuanya.

Tidak terbayang betapa hancurnya hati anak itu ketika tau kedua orangtuanya dinyatakan hilang setelah pesawat yang ditumpangi jatuh ditengah laut.

Hoseok teringat putranya di Indonesia yang saat ibunya meninggal meraung-raung dimakam ibunya.

Tapi Beomgyu, dia mau meraung-raung dimana? Jasad orang tuanya saja tidak tau rimbanya.

"Hey jangan begini, kamu harus makan nanti kalau gak makan kamu sakit."

"Biarin aja sakit, saya mau mati aja Om, ngapain juga saya hidup. Orang tua saya gak ada, sodara gak punya. Restoran Daddy juga bangkrut."

Hoseok mendekati keponakannya lalu mengelus bahu Beomgyu berusaha menyabari. Meski percuma karena Beomgyu malah jadi mau menangis lagi.

"Kamu gak sendirian, kamu bisa tinggal sama Om dan anak om di Indonesia kalau kamu mau."

Beomgyu nampak menunduk memikirkan perkataan pamannya. Dia tau Om Hoseok itu orang baik, adik kandung Mommynya yang memang orang Indonesia.

Mereka biasanya bertemu jika Beomgyu dan orang tuanya ke Indonesia. Beomgyu juga kenal dengan anak dari lelaki itu meskipun belum begitu akrab karena jarang bertemu.

Yang pasti anak Om Hoseok itu setengah bule seperti dirinya keturunan almarhum Mamanya yang sudah meninggal. Begitu yang Beomgyu tau.

"Gimana? Mau tinggal sama Om atau disini aja? Disini ada adik Papa mu sih aunty Irene, tapi kan dia punya suami sama anaknya masih bayi yang harus diurus kasihan kalau ngurus kamu juga. Kalau kamu ikut Om ke Indonesia kita tinggal bertiga aja sama anak Om seumuran kamu juga."

"Terus rumah gimana? Saya gak mau jual rumah ini."

Beomgyu berujar lirih sembari menatap sekeliling kamarnya. Dia tidak mau menjual peninggalan orang tuanya. Pokoknya tidak mau.

"Rumah ya gak usah dijual, biar aja disewakan atau gimana gitu nanti kalau kamu udah nikah dan berkeluarga kan bisa tinggal disini lagi. Jadi ada uang buat jajan kamu juga kan soalnya Om gak bisa janjiin buat kasih kamu jajan sebanyak yang kamu biasa dapat dari orang tua kamu."

Beomgyu mengusap wajahnya lalu melirik Hoseok yang masih menatapnya dengan tatapan hangat. Hal itu membuat Beomgyu mau-tak mau menganggukkan kepalanya.

Dia tidak punya pilihan, tinggal di Australia tidak seperti tinggal di Indonesia yang bisa meminta bantuan tetangga. Sementara Beomgyu, dia yang biasa dimanja mana mungkin bisa hidup sendirian disana.

"Yaudah saya mau."

"Alhamdulillah... yaudah kalau gitu kamu kebawah buat makan terus packing."

"Iya om, thank you."

"Jangan lupa berdoa buat orang tua kamu. Om kebawah duluan ya?"

Beomgyu memiringkan kepala sembari menatap kepergian Hoseok dari kamarnya.

"Doa? Doa kemana? Tuhan kan gak ada."

Enaknya hiatus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enaknya hiatus... :v

Tapi sepi wp gue, jadi karena gue bikin book ini harus rame! Awas kalau enggak 🔪

16 Agustus 2021

What is Muslim? - Beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang