Kalian aja suka lupa gue publish book apa hari ini, apalagi gua ༎ຶ‿༎ຶ
"Aduh dirumah gak ada salap luka bakar." Kata Kamal saat masuk kekamar setelah mengambil kotak obat. Ia kemudian melihat Beomgyu menyiram tangannya di air wastafel dibantu Hyunjin.
Yeonjun meringis sendiri melihat luka Beomgyu, sementara Riki mengambil kotak obat yang Kamal bawa dan mencari kain kasa untuk membalut luka Beomgyu
"Insyaallah nanti pake obat anti nyeri sakitnya kurang kok. Tapi biarin aja lukanya disiram air mengalir dulu supaya gak bengkak." Kata Riki.
Anak itu ikut eskul PMR jadi agak tau lah masalah kesehatan.
"Kukira kamu ikut eskul PMR jadi beban Soobin doang." Celetuk Yeonjun mengingat pacarnya itu ketua PMR.
"Yehh... Gini-gini aku anggota yang jarang absen, tanyain aja ke Soobin." Kata Riki sembari menjauhkan tangan Beomgyu dari air mengalir untuk di keringkan.
Riki membuka tutup salep dan mengusap luka bakar Beomgyu dengan salap pereda nyeri itu. Setelah kering Riki meminta Yeonjun memotong kain kasa dan melilitkannya ke tangan Beomgyu.
Beomgyu tersenyum tipis. Bersyukur karena teman-temannya baik sekali.
"Makasih ya." Ucap Beomgyu yang diangguki oleh teman-temannya.
🐻🐿️
Keesokan harinya ketika Beomgyu memasang sepatu didepan rumah, ia melihat Taehyun berangkat sekolah diantar Abinya dengan motor lagi.
Hal itu membuat Beomgyu menghela nafas kecewa. Dia jadi tidak bisa lagi kesekolah sambil jalan berdua dengan Taehyun. Alhasil iapun dibonceng Hyunjin lagi seperti awal-awal sekolah.
Sesampainya disekolah, Beomgyu dan Hyunjin mendapati Taehyun tengah menghapus papan tulis. Beomgyu melirik jadwal piket ternyata hari ini Taehyun piket kelas.
"Sendirian aja Hyun dikelas? Terus kok piket sendiri?" Tanya Hyunjin pada Taehyun saat Beomgyu meletakkan tasnya kekursi.
"Hari ini yang piket siapa aja emangnya?" Tanya Beomgyu pada Taehyun yang tiba-tiba jadi gugup sendiri ketika pemuda itu berjalan mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What is Muslim? - Beomtae ✔
Fiksi PenggemarLahir dan besar di Australia dalam keluarga Atheis, membuat Beomgyu tidak mempercayai adanya Tuhan. Kehilangan kedua orang tuanya membuat Beomgyu terpaksa kembali ke tempat asal nenek moyangnya yakni Indonesia. Memaksa dirinya yang tadinya tidak pe...