Assalamu'alaikum, gais!
SELAMAT MEMBACA><°°°°°
Drrttt.
Suara dering dari ponsel membuat pemiliknya segera berjalan mendekat hendak mengangkatnya. Siapa sih yang nelpon malem-malem gini? ganggu orang sibuk aja deh.
"Halo, Ma? Assalamu'alaikum," ucap seorang gadis pemilik ponsel itu setelah mengetahui bahwa yang menelponnya adalah Mamanya.
"Iya, Sayang. Wa'alaikumussalam. Kamu gimana kabarnya? Besok jadi pulang kan? Oh iya, Kakek sama Nenek mana? Kok sepi ya?" tanya Mamanya berturut-turut.
Sebelum menjawab, terlebih dahulu ia menghela napasnya panjang, "Alhamdulillah aku baik, Ma. Mama kalo nanya satu-satu dong," jawabnya agak sedikit merengek.
"Hehehe. Iya deh Mama minta maaf. Gimana?" Mamanya mengalah.
Gadis itu terkekeh kecil, "Iya Ze maafin deh. Ze tadi bingung tau mau jawabnya darimana dulu. Eh, apanya yang gimana, Ma?" ucapnya dan bertanya, bingung.
"Kamu ini gimana sih, Mama udah ngomong panjang lebar dikali tinggi juga daritadi. Eh kamunya malah linglung sendiri, makanya dengerin kalo Mama lagi nanya. Tadi Mama nanya kalo kamu jadi pulang besok apa engga. Gimana? jadi besok kan?" terang Fadya, Mama tercinta Zea.
Ya, gadis itu bernama Zea, lengkapnya Zea Afsheen Pradana. Anak kedua dari pasangan Adnan Pradana dan Fadya Luthfa. Keluarga besar yang memiliki beberapa perusahaan yang sangat berpengaruh dalam dunia bisnis di negara ini.
Perkenalannya udahan dulu ya, hehe. Kembali ke percakapan Zea dan Mama Fadya dalam telpon tadi.
"Hehehe. Iya, Ma maafin Zea yaa," ucapnya dengan sedikit meringis yang tentunya tidak dapat dilihat oleh Mamanya namun tetap terdengar disana, "Iya besok Ze jadi pulang kok, Ma." lanjutnya.
Terdengar suara Mamanya tertawa kecil dari seberang sana, Mamanya merasa terhibur sekali dengan ke-lemot-an anaknya itu. Zea tersenyum mendengar kekehan Mamanya dari ponsel.
"Oh, oke. Mama tunggu kehadiran kamu ditengah-tengah kita lagi. Mama kangen banget-banget-banget-banget pokoknya sama Kamu. Besok Mama ikut Papa jemput kamu ke Bandara ya?" ucap Mamanya antusias menyambut kedatangan anaknya.
Zea sedikit tertawa lalu setelahnya ia berkata, "Zea juga kangen loh sama Mama, kangen buanget malahan. Iya besok Mama ikut aja ke Bandara sama Papa biar langsung ketemu Zea." balas Zea tidak kalah antusias dengan Mamanya.
"Eh iya. Ngomong-ngomong, Kakek sama Nenek kemana?" tanya Mama Fadya, lagi.
"Nenek sama Kakek udah tidur kayaknya, Ma." jawabnya setelah melirik jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam. Kakek dan Nenek nya memang sudah terbiasa tidur jam sembilan-an.
Fadya mengangguk singkat mendengar jawaban anaknya dari ponsel, "Oh yaudah ya kalo gitu, Mama tutup dulu telponnya. Kamu buruan tidur, ini udah malem. Jangan sampe besok bangunnya kesiangan biar gak ketinggalan pesawat. Jaga diri ya, sayang. Wassalamu'alaikum." Mamanya menyudahi obrolan mereka.
"Iyaa Mamakuu, Love you Mama. Wa'alaikumussalam." jawab Zea lalu menunggu Mamanya mematikan telpon terlebih dahulu.
Setelah ia pastikan bahwa telponnya sudah mati, ia segera melanjutkan menata barang-barangnya yang tadi sempat terjeda karena telpon Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zea's Journey
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini tentang seorang Zea. Cerita perjalanan hidupnya, kisah sedih dan bahagia dalam hidupnya. Awalnya hidupnya biasa saja, dari saat dirinya mondok di pesantren kakeknya lalu ia berhasil menyelesaikan pendidikannya di pesant...