SEBELAS

1.5K 103 1
                                    


SELAMAT MEMBACA><

°°°°°

Zea berusaha sabar dengan ucapan yang dilontarkan oleh Adriel, karena saat ini yang ada dipikirannya hanyalah 'makan'.

"Mau makan apa? Makan lo?" tanyanya.

"Kalo mau," jawab Adriel masih santai.

"Ish lo mah. Di dapur tuh gak ada makanan apa-apa, gak ada yang bisa dimakan," jelas Zea. "Gue pengen makan, laper," lanjutnya lirih.

Adriel segera berdiri, "Ck, yaudah bentar dulu gue pesen online." ucapnya dan langsung bangkit dengan membawa ponselnya. Ia berjalan keluar kamar meninggalkan Zea.

Tak menunggu waktu lama, makanan yang dipesan oleh Adriel pun datang. Zea keluar dari kamarnya dan matanya langsung berbinar menatap makanan yang sedang ditenteng Adriel hendak dibawa ke dapur.

"Sini biar gue aja," ucap Zea ingin merebut kantong plastik berisi makanan tersebut.

"Gak usah," elak Adriel.

"Ngeyelan." cibir Zea

Adriel tak menghiraukan cibiran Zea dan terus saja berlalu meninggalkan gadisnya itu menuju dapur.

Sampai di dapur, Adriel segera menyiapkan peralatan makan yang akan digunakan. Zea hanya diam menatap Adriel dan makanan yang sedang disiapkan, Adriel melarangnya membantu menyiapkan makanan makanya dirinya duduk manis saja.

Adriel berjalan ke meja makan membawa dua piring berisi nasi goreng yang tadi ia pesan online, ditaruhnya piring tersebut di meja makan di hadapan Zea tanpa mengucap sepatah kata pun.

Setelahnya, ia duduk dan segera melahap makanannya. Zea pun melakukan hal yang sama, melahap makanan tersebut. Mereka makan berdua dalam keadaan hening.

Beberapa menit kemudian, akhirnya mereka menyelesaikan makannya. Zea segera mengambil alih piring yang dipegang oleh Adriel, ia berniat mencuci kedua piring yang mereka gunakan untuk makan tadi.

Setelah selesai mencuci piring, Zea mendekat kepada Adriel yang masih duduk santai di tempat makannya tadi bersama ponsel yang dipegangnya.

"Adriel," panggil Zea.

Adriel pun mendongak menatap Zea yang berdiri di hadapannya dengan menaikkan satu alisnya seolah bertanya 'kenapa?'

Zea yang melihat respons Adriel langsung paham, "Makasih." ucapnya sambil memilin ujung jilbabnya.

"Buat?" tanya Adriel.

"Makan." jawab Zea lirih.

Adriel mematikan ponselnya dan berdiri menyamakan tingginya dengan gadisnya.

"Lo itu sekarang tanggung jawab gue, Ze. Lo gak perlu bilang makasih ke gue, itu emang udah kewajiban gue kalo lo lupa. Dan lo harus tau, walaupun kita nikah bukan berdasarkan cinta dan cuma perjodohan, mau gimanapun juga lo tetep istri sah gue dan sekarang semua yang berkaitan sama lo itu juga harus berkaitan sama gue. Perlu lo tau juga, kalo gue cuma mau nikah sekali seumur hidup." jelas Adriel pelan.

Zea menatap cowok di hadapannya itu, ia tak pernah menduga bahwa Adriel akan berucap sepanjang dan sebijak ini kepadanya.

"I-iya El, gue tau itu. Gue juga cuma mau nikah sekali selama hidup gue. Tapi kan gue gak cinta sama lo dan gue tau kalo lo juga gak cinta sama gue, gimana caranya kita pertahanin semuanya?"

Zea's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang