siapa nih yg udah nungguin hari akadnya Zea & Adriel? absen gaiss, cepatt! aku maksa ini, hehehhe.
kebetulan ini hari Jum'at, jadi aku up sekarang biar sesuai sama hari akad Z&A gaiss!!SELAMAT MEMBACA><
°°°°°
Saat ini, Zea bersama Mamanya sedang berada di butik milik Halwa, Tante Zea. Mereka berniat memilihkan gaun untuk acara akad nikah Zea dan Adriel yang akan dilaksanakan besok pagi, tepat dihari Jum'at. Tapi kini, khusus Zea yang memilih. Ia akan memilih gaun untuknya, dan tuxedo untuk Adriel. Adriel hanya terima beres saja kalau untuk urusan itu.
Zea terus berjalan memilih couple yang pas, "Amma, kalo yang ini bagus gak?" tanyanya kepada Halwa. 'Amma' panggilannya, yang berarti Tante/Bibi dalam bahasa Arab.
Halwa menoleh, "Bagus kok, Ze. Tapi kayaknya tuxedo-nya jangan yang itu, mending yang ini nih," ucapnya seraya memberikan tuxedo yang cocok. Zea mengangguk.
Sebenarnya Zea tak paham jika harus memilih-milih seperti ini, jujur saja ia lebih suka terima jadi, sehingga tak perlu pusing-pusing, toh juga dirinya tak seberapa mengharapkan hal ini. Tapi apa boleh buat? Sudahlah, dirinya hanya bisa menurut.
"Wa, kalo yang untuk keluarga, udah jadi semua?" tanya Fadya kepada adik iparnya.
"Udah kak. Coba nih liat, bagus gak sih? Takutnya nanti gak cocok," jawab Halwa.
"Ohh, kita pake tema warnanya coklat ya?" tanya Fadya lagi dan diangguki oleh Halwa, "Bagus kok, ini semua rancangan kamu, Wa?" lanjutnya dan lagi-lagi diangguki Halwa.
"Good job! Bagus semua, Wa. Kakak suka," kata Fadya kagum dengan hasil karya adik iparnya itu.
•••
Malam hari.
Gemerlap lampu kecil-kecil menghiasi dekorasi pelaminan bernuansa islami dengan dominasi warna coklat muda, tampak tenang dilihat. Adriel terkagum dengan apa yang dilihatnya malam ini.
Kedatangannya ke rumah Zea adalah karena bundanya menyuruhnya mengantarkan makanan acara empat puluh harian kepergian kakeknya, jika bukan karena itu, bisa ditebak bahwa mungkin saja Adriel tak berkeinginan untuk datang ke sini.
Dengan segera ia melangkahkan kakinya menuju pintu utama Pradana's House, karena sebelumnya ia sudah dipersilakan untuk masuk oleh penjaga keamanan di gerbang.
Tok Tok Tok.
"Assalamu'alaikum," salam Adriel.
"Wa'alaikumussalam. Siapa ya?"
Pintu terbuka menampilkan Adhi dan Adnan dengan senyum yang senantiasa merekah. Segera Adriel menyalimi kedua orang tersebut.
"Masyaallah calon mantu! Ayo sini masuk dulu," ucap Adnan antusias.
"E-ee enggak deh, om, lain kali aja mampir. Gak enak juga, hehe," jawabnya sopan.
"Gak mau ketemu sama Zea dulu, El?" tawar Adhi.
"Emang Zea nya ada, Bah?" Adriel menjawab spontan.
Adriel sangat penasaran dengan yang namanya Zea, makanya dengan spontan pertanyaan itu keluar dari mulutnya. Ia menyesali ucapannya. Bodoh sekali, batinnya.
"Udah gak sabar mau ketemu rupanya," goda Adnan yang berhasil membuat wajah Adriel bersemu kemerahan.
Adhi menepuk jidatnya, "Oh iya lupa, Zea gak dirumah, lagi keluar tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zea's Journey
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini tentang seorang Zea. Cerita perjalanan hidupnya, kisah sedih dan bahagia dalam hidupnya. Awalnya hidupnya biasa saja, dari saat dirinya mondok di pesantren kakeknya lalu ia berhasil menyelesaikan pendidikannya di pesant...