SELAMAT MEMBACA><°°°°°
Terik matahari pagi menjelang siang menyilaukan mata, membuat siapapun yang memandanginya pasti mengerjapkan matanya.
Di dalam mobil, kedua insan berbeda jenis itu masih sama-sama sibuk dengan pikirannya masing-masing. Satunya fokus memperhatikan ke samping kiri mobil, satunya lagi fokus menyetir mobilnya.
"Ze?" panggil lelaki itu membuat wanita yang berada di sebelahnya segera menoleh nya.
"Iya, kenapa?"
"Beneran nggak papa pulang sekarang?"
"Iya."
"Jawaban lo gak meyakinkan,"
"Ya terus gue harus jawab gimana?"
"Gue gak enak sama lo, niatnya ngajak liburan tapi malah keganggu sama urusan gue yang mendadak,"
"Gak papa, udah lupain. Healing-nya bisa kapan-kapan lagi 'kan? Atau sekalian ajakin temen lo yang lain biar tambah seru, intinya sekarang selesaiin dulu masalah lo."
Lelaki itu mengangguk lalu tersenyum tipis. Kemudian ia menggenggam tangan istrinya dengan tangan kirinya, "Hm, makasih." ucapnya tulus.
•••
Sesampainya di halaman depan rumahnya, Zea keluar dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah, sedangkan Adriel segera melajukan mobilnya menuju basecamp.
Setelah membersihkan diri dan menyusun kembali kamarnya, Zea keluar dari kamarnya menuju dapur. Satu hal yang ingin ia lakukan sekarang, yaitu memasak.
Ia kemudian membuka kulkas, hanya beberapa butir telur, sosis, dan sedikit sisa sayuran yang didapatinya. Lalu beralih membuka lemari stok makanan, hanya terdapat satu bungkus mie saja di dalamnya.
Ia bingung akan memasak apa dengan bahan yang ada, namun ia tak kehabisan akal. Ia menjentikkan jarinya di udara, sepertinya ia mendapatkan ide bagus untuk menu hari ini.
Dengan lihai ia memotong sayuran hijau dan sosis, lalu ia sisihkan kedua bahan itu. Beralih menceplok telur di atas wajan, lalu ia orek-orek telur tersebut kemudian dipindahkannya telur tersebut ke wadah.
Zea membuka bungkus mie tersebut dan langsung memasukkan mie-nya ke dalam air mendidih dan ditiriskan ketika sudah matang.
Zea terlihat cukup cekatan dalam memasak. Saat ini ia sudah mencampurkan semua bahan tersebut dalam satu wajan. Tak butuh waktu lama, mie yang dimasaknya dengan campuran sayuran dan sosis itu sudah matang dan siap dihidangkan.
Tepat saat ia mematikan kompor, terdengar suara ketukan pintu dari luar rumahnya. Siapa ya? batinnya bertanya.
"Assalamualaikum," suara orang dari depan rumah Zea.
"Waalaikumussalam, bentar," sahut Zea yang masih membenarkan hijabnya.
Ceklek.
Pintu terbuka menampakkan sepasang suami istri bersama balita berjenis perempuan dalam gendongan sang lelaki.
"Kakak?" Zea menutup mulutnya tak percaya. Ia berfikir sejenak, setahunya kakaknya belum memiliki anak dan masih hamil 7 bulan, mengapa ada bayi yang sudah lahir dan sudah besar? Sedangkan perut kakaknya saja masih membuncit. Lalu ini anak siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Zea's Journey
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini tentang seorang Zea. Cerita perjalanan hidupnya, kisah sedih dan bahagia dalam hidupnya. Awalnya hidupnya biasa saja, dari saat dirinya mondok di pesantren kakeknya lalu ia berhasil menyelesaikan pendidikannya di pesant...