SELAMAT MEMBACA><°°°°°
Empat orang cowok sedang berjalan bersama menuju kelas mereka. Sebelumnya, sebagian dari mereka sudah uring-uringan karena salah satu diantaranya datang terlalu siang. Sudah dapat ditebak bahwa mereka adalah inti Arionz, yakni Bima, Baim, Andra, dan yang datang terakhir adalah Adriel.
"Mampus deh, ntar pelajarannya Pak Bego," ujar Baim.
"Pak Hego." ralat Andra.
"Ck, sama aja. Tuh orang rajin banget masuk kelas, bel baru bunyi aja orangnya udah dikelas, kan parah beuhh!" cibir Baim tanpa rasa berdosa.
"Padahal dikelas jarang ngasih pelajaran, ceramah trosss!" imbuh Bima.
"Inget dosa, ghibah mulu!" peringat Adriel.
"Astaghfirullah...." ucap Baim dan Bima bersamaan.
Sampai di kelasnya, mereka masuk. Dengan banyaknya alasan kepada Pak Hego akhirnya mereka selamat dari hukuman dan diperbolehkan duduk dengan tenang.
"Khusus hari ini tidak ada pelajaran, bapak hanya akan memberikan beberapa info untuk ujian yang akan dilaksanakan minggu depan." ucap Pak Hego.
Pak Hego menjelaskan teknis-teknis untuk nantinya, menerangkan banyak informasi kepada seluruh anak muridnya yang tak lama lagi akan menghadapi ujian kelulusan.
"Tapi masalahnya pak, seberusaha apapun saya ngerjain ujian, kalo saingannya kayak mereka-mereka itu," ucap Baim menunjuk teman-temannya yang nilainya lebih tinggi darinya, "Ya saya ndak mampu tho, Pak. Angel wes angel!" imbuhnya dengan logat Jawanya.
"Kalian itu jangan sering mikirin saingan kalian. Saingan kalian yang sebenarnya itu adalah diri kalian sendiri, kalian sering menunda-nunda, kalian sering overthinking, kalian males, dan kalian nggak pernah percaya diri sama diri kalian sendiri."
"Menunda pekerjaan itu bukan hal yang tepat, sebagai pelajar maka pekerjaan kalian ya belajar, seharusnya segera kerjakan pelajaran kalian. Jangan overthinking mikirin hal yang gak perlu dipikirkan, contohnya memikirkan nilai akhir dari ujian besok itu gak perlu dipikirkan, biar gurunya saja yang memikirkan. Kalian cukup kerjakan soalnya, jangan males-malesan untuk selalu belajar, dan harus selalu percaya diri sama apa yang kalian lakukan."
Banyak sekali yang dapat diambil dari ucapan-ucapan yang diterangkan oleh Pak Hego hari ini. Ocehan dari guru itu cukup bermanfaat untuk persiapan ujian muridnya.
•••
"Heh kalian tau ga? Tadi pagi waktu gue mau berangkat sekolah, gue tuh tau Adriel boncengin cewek! Ceweknya tuh berhijab, gue yakin si ceweknya anak Cahaya, soalnya seragamnya iya! Aaaa patah hati gue!!" oceh Shira histeris.
Zea bersikap biasa, sebisa mungkin ia harus menutupi semuanya dari sahabatnya sampai waktu yang tepat untuk mengungkap.
"Lo liat muka ceweknya?" Azrin merespons.
"Enggak, tapi gue tuh kayak kenal postur tubuhnya gitu. Nyesel gue gak ngikutin mereka tadi, mana di SMA Cahaya sini yang pake hijab gak cuma satu lagi," geram Shira.
Akhirnya lega perasaan Zea. Ia khawatir jika Shira melihat wajahnya tadi saat bersama Adriel.
"Perasaan lo ke Adriel itu cuma obsesi, Ra," Azrin memperingatkan sahabatnya.
Shira menopang dagunya dengan tangannya, "Masa iya, sih?" beonya.
"Iya, Ra, bener kata Azrin. Udah yuk, mendingan balik ke kelas sekarang," usul Zea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zea's Journey
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini tentang seorang Zea. Cerita perjalanan hidupnya, kisah sedih dan bahagia dalam hidupnya. Awalnya hidupnya biasa saja, dari saat dirinya mondok di pesantren kakeknya lalu ia berhasil menyelesaikan pendidikannya di pesant...