yeayy aku up lagi nih, gaiss!
kalian nungguin ga? engga ya? yaudah gapapa.
support aku yuu supaya aku lebih sering up-nya!SELAMAT MEMBACA><
°°°°°
"Perhatian banget," cibir Zea.
Adriel menaruh nampan berisi makanan tersebut di atas nakas, "Tadinya sih kak Zena yang mau nganterin makanannya, tapi karena gue capek dan masih kenyang, yaudah gue bilang kalo gue aja yang bawain makanannya biar jadi alesan gue mau istirahat." jelasnya.
Zea mengangguk, "Oh, thanks," ucapnya dan dibalas deheman singkat oleh Adriel.
Dengan cepat Zea turun dari kasur queen size-nya dan langsung melahap makanan yang dibawakan oleh Adriel tadi.
Berbeda dengan Adriel yang langsung merebahkan tubuhnya di kasur dengan posisi miring dan membelakangi Zea. Mungkin acara tadi memang sangat melelahkan baginya.
Zea baru saja selesai dari makannya dan menyadari bahwa Adriel tertidur di kasurnya.
"Heh! Lo ngapain tidur di sini sih? Arghh bangun gak lo, hah?!" pekik Zea membangunkan Adriel.
"Eungh..." Adriel hanya melenguh singkat.
"Ih bangun cepet!! ADRIEL ZAIDAN ANAKNYA AYAH DAMAR CEPETAN BANGUN!!" teriaknya sambil memukul-mukul pelan lengan Adriel.
Adriel mengucek mata dan membukanya lebar-lebar, "Apaan? Ganggu aja," katanya.
"Bangun, cepet! Lo gak boleh tidur disini," ucap Zea.
Adriel mendongak menatap Zea yang berdiri di depannya, "Siapa yang gak ngebolehin?" tanyanya.
"Y-ya gue lah! Kan ini kasur gue," cicit Zea.
"Hm, terus?"
"Lo tidur di sofa itu," tunjuk Zea ke arah sofa yang berada di dalam kamarnya.
Tanpa banyak bicara, Adriel langsung menuruti perintah Zea. Bukan karena ia takut kepada Zea, tapi karena ia sudah tak punya waktu lebih banyak lagi untuk menjeda tidurnya. Langsung saja ia membaringkan tubuhnya di atas sofa.
Beberapa menit kemudian, keduanya pun sudah terlelap dan menjemput mimpi mereka masing-masing.
Keesokan harinya.
Pagi ini, keluarga Pradana kembali menjalankan aktivitas seperti sebelumnya setelah acara akad nikah Zea digelar kemarin. Sarapan pagi hendak dimulai hari ini. Ruang makan diisi oleh Adhi, Rana, Adnan, Fadya, Zea, dan Adriel. Zena dan Revan sudah kembali ke rumah mereka sejak tadi malam.
Sarapan pagi berlangsung dengan tenang. Semuanya menyantap makanan dengan nikmat. Hingga beberapa menit kemudian, selesai.
"Gimana rencana kamu kedepannya, Zaidan?" tanya Adhi kepada Adriel.
"Rencananya, secepatnya saya akan bawa Zea pindah ke rumah baru, Bah," jawab Adriel.
Sontak ucapan Adriel membuat Zea terkejut dan tidak sengaja menjatuhkan gelas yang sedang ia cuci di wastafel.
Semuanya menoleh, "Ada apa, nak?" tanya Rana. Zea menyengir, "Hehe, gak papa, Nek." jawabnya.
Adriel dan Adhi pun melanjutkan obrolannya, sedangkan Adnan hanya menyimak.
"Kamu udah ada rumah?" tanya Adhi.
"Alhamdulillah, Bah, sejak masuk SMA sudah ikut mengurusi perusahaan ayah, jadi ada tabungan dan bisa beli rumah sekarang," jelas Adriel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zea's Journey
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini tentang seorang Zea. Cerita perjalanan hidupnya, kisah sedih dan bahagia dalam hidupnya. Awalnya hidupnya biasa saja, dari saat dirinya mondok di pesantren kakeknya lalu ia berhasil menyelesaikan pendidikannya di pesant...