SELAMAT MEMBACA><
°°°°°
"Tumben ya, akhir-akhir ini kita tentram damai gak ada yang ngusik gitu," ucap Baim seraya menghembuskan asap rokok yang dihisapnya.
Bima mengernyitkan dahi keheranan, bisa-bisanya kembarannya itu berpikir seperti itu. Bukannya malah aman dan damai jika tidak ada masalah?
"Lo ngomong apaan sih? Bego banget pikiran Lo," cerca Bima.
Baim menoleh, "Lah, nyolot?" ucapnya.
"Iyalah. Lagian kalo gak ada yg ngusik gini kan malah damai kita bisa leyeh-leyeh, ya nggak Ndra, El?"
Adriel dan Andra hanya berdehem singkat. Lalu kembali fokus dengan laptop yang ada di hadapannya.
"Lo diemin masalah Zea, El?" tanya Andra tiba-tiba.
Adriel merasa sedikit terkejut namun ekspresinya tetap saja datar, "Ya mau gimana lagi? Pelakunya juga cewe jadi gak mungkin gue hajar,"
"Gue gak yakin sih kalo cuma tuh cewe pelakunya, kayaknya ada pelaku lain sih menurut gue." ucap Andra ragu dengan kenyataan bahwa hanya Sherly lah pelakunya.
"Maksud Lo?" tanya Adriel.
"Lo berdua deeptalk kok gak ajak-ajak sih," celetuk Baim. "Ho'oh, kan jatohnya kita kayak jadi obat nyamuk ya, Im?" imbuh kembarannya.
"Berisik, diem Lo berdua!" sentak Adriel.
"Makanya sini, Curut!" kata Andra.
Kemudian kedua Curut itu pun mendekat ke arah Andra dan Adriel. Kebetulan di basecamp Arionz saat ini hanya ada mereka berempat, yang lain ntah kemana.
"Lanjut, Ndra," suruh Adriel.
"Saran gue, Lo suruh lagi tuh si Bian buat usut tuntas masalah ini. Kalo udah ketemu siapa dalangnya, kita bisa bantu buat urusin pelaku utamanya, mau diabisin di sini atau dilempar ke pakpol terserah." usul Andra.
"Iya tuh bener kata Andra. Gue khawatir sama buboss, you know lah musuh Arionz tuh ada dimana-mana, takutnya mereka memperalat bini Lo buat naklukin Arionz," imbuh Bima.
"Jangan sampe buboss kita kenapa-kenapa, ntar gue gak bisa liat senyum manisnya lagi kan berabe." ucap Baim disertai cengirannya.
Adriel sudah menatap tajam Curut di depannya itu, sedangkan yang mendapat tatapan intimidasi itu sudah bersiap untuk melarikan diri jika tiba-tiba Adriel akan menerkamnya.
"Tangan gue udah lama gak nonjok orang," cetus Adriel menyeringai ke arah Baim.
"Kalem boss, gue masih pengen kalahin Reno dulu sebelum mati," ucap Baim dramatis.
"Alah, gaya Lo!" ketus Bima menyentil dahi kembarannya itu.
Adriel menutup laptopnya lalu mengambil jaket kebesarannya yang berlogo Arionz tersebut yang ia letakkan di sofa.
"Kemana boss?" tanya Baim basa-basi.
"Pulang lah, cewe gue nungguin," jawab Adriel dengan kepercayaan dirinya yang tinggi.
"Gue embat, tau rasa Lo!" ancam Baim bercanda.
"Bacot dek!" jawab Adriel ketua sambil berjalan menuju ke arah luar.
"Jagain dia, El!" ucap Andra dan langsung diacungi jempol oleh lelaki–yang notabenenya adalah suami Zea– tersebut.
•••
Bucin di rumah, seperti sudah menjadi rutinitas baru bagi Zea dan Adriel saat ini. Setelah beberapa hari yang lalu mereka saling mengakui perasaannya masing-masing, hubungan mereka kini menjadi semakin erat bak direkatkan dengan lem terkuat di bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zea's Journey
Genç Kurgu[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini tentang seorang Zea. Cerita perjalanan hidupnya, kisah sedih dan bahagia dalam hidupnya. Awalnya hidupnya biasa saja, dari saat dirinya mondok di pesantren kakeknya lalu ia berhasil menyelesaikan pendidikannya di pesant...