SELAMAT MEMBACA><°°°°°
Di Bandara.
"Nek, Zea pamit ya. Nenek sama Kakek jaga diri baik-baik, sehat terus ya, dan jangan lupain Zea. Zea pulang ya, hiks hiks makasih selama ini, hiks hiks udah rawat Zea dengan baik, hwaaa," Ucap Zea terisak dipelukan Neneknya. Neneknya terkekeh kecil, "Kok jadi kamu yang nangis, Ze?" ucap Rana menggoda cucunya.
"Hehehe. Kan Ze sedih, hiks hiks, nanti mau ninggalin nenek sama kakek, hiks hiks," Zea menyengir tapi masih terisak juga.
"Ekhem," Adhi berdehem cukup keras untuk memecah suasana dan seketika membuat dua orang yang sedang asik berpelukan tadi langsung menengok ke arahnya. "Gak mau peluk kakek juga nih?" lanjutnya bertanya sambil menaik-turunkan alisnya. "Ish, kakek ngerusak suasana aja deh. Yaudah sini, peluk Ze sini." ucap Zea sedikit kesal, hanya sedikit sekali.
Dan mereka bertiga pun berpelukan, bayangin aja kek teletubbies gitu gais.
"Udah sana, berangkat. Tuh, pesawatnya udah mau terbang." tutur kakek Adhi.
"Iya deh. Yaudah, Ze berangkat ya, Assalamualaikum." kata Zea langsung mencium kedua punggung tangan kakek dan neneknya. "Iya, Wa'alaikumussalam." jawab Adhi dan Rana bersamaan yang membuat Zea terkekeh kecil.
Skip. Zea terbang dari Yogyakarta ke Jakarta lama, jadi dia sampe ketiduran deh.
•••
Sampai di Jakarta.
Setelah turun dari pesawat, ia berjalan santai dengan ponsel yang masih berada digenggamannya, "Assalamu'alaikum. Halo, Ma? Mama dimana? Ini Ze udah sampe di Bandara lho," ucapnya berbicara dengan Mamanya dalam telpon.
"Halo, Wa'alaikumussalam. Mama ada diluar sama Papa ini, kamu langsung keluar aja nanti Mama panggil." jawab Mamanya, "Eh, kamu pake jilbab atau baju warna apa? Biar nanti Mama enak nyarinya," lanjut Mama Fadya.
Lalu Zea melirik outfit yang dikenakannya, "Emm... Ini Ze pake outer kemeja coklat kotak-kotak sama jilbab dan celana juga warna coklat, pokoknya serba coklat deh Ma." jawabnya sambil berjalan dan terus mencari keberadaan Mamanya.
(nah, kira-kira outfitnya Zea tu kek pict diatas gitu gais). Oke, lanjut ke cerita!
"Oh, yaudah kalo gitu kamu buruan keluar. Ini Mama ada di depan mobil."
"Oke, Ma. Tunggu ya, Wassalamu'alaikum."
"Iya, udah buruan. Wa'alaikumussalam."
Tut. Zea mematikan telpon setelah salamnya dijawab oleh Mamanya lalu memasukkan ponselnya ke dalam tas kecil yang sedari tadi setia bertengger di pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zea's Journey
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini tentang seorang Zea. Cerita perjalanan hidupnya, kisah sedih dan bahagia dalam hidupnya. Awalnya hidupnya biasa saja, dari saat dirinya mondok di pesantren kakeknya lalu ia berhasil menyelesaikan pendidikannya di pesant...