CHAPTER 1

29 6 0
                                    

Kring..kring..kring..
Kring..kring..kring..


Dering panggilan mengkagetkan Hana yang masih tenggelam di antara pulau kapuknya.
Terlihat nama ayah di layar ponsel nya.

"Assalamualaikum Aisyah,gimana kabar kamu nak?"

Ucap laki-laki paruh baya itu,dia Hendra Wijaya tak lain tak bukan adalah ayah kandung Hana,
Aisyah adalah panggilan Hana ketika di rumah.

Hana merasa sangat tenang ketika mendengar suara ayah nya,seakan semua kekhawatiran yang ada pada dirinya lenyap.

"Aisyah baik-baik aja yah,"

"kamu udah sholat kan?jangan pernah ninggalin sholat ya nak,ayah gak bisa terus-terusan ngingetin kamu"

Hendra sangat khawatir dengan Hana yang hidup sendiri di negri orang,budaya mereka berbeda,Tanpa iman,orang akan hidup di antara ambang kebebasan yang penuh kesia-siaan

"Sudah yah, insyaallah Hana bakal jaga diri kok"

Jawab Hana meyakin kan, perkataan ayah nya memang benar,ia mulai merasa bahwa iman nya Kini merasa tak terkendalikan.

"Ayah sama bunda baik-baik aja kan"

Tanya Hana

"Kami baik Nak,oh iya, ya udah ya,Ayah mau jemput bunda Kamu di rumah nenek,ntar ayah telfon lagi, assalamualaikum"

Jelas Hendra ingin mengakhiri perbincangan mereka,

"Oke yah, hati-hati di jalan, wa'alaikumsallam warahmatullahi wabarakatuh"

Hana mematikan panggilannya itu lalu kembali tenggelam pada alam mimpinya.

Tok...tok..tok..

Tak selang beberapa lama kemudian,ada yang mengetuk pintu apartemen nya,
Bahkan ia pagi ini belum sempat tidur nyenyak,

"Siapa sih,pagi-pagi gini,kan Hana masih ngantuk"

Rengek Hana,

Ia bangun dari ranjang nya lalu bergegas membuka pintu,

"Deva?ngapain kesini?"

Ia terkejut, ternyata tamu nya adalah Deva,perasaan aneh nya mulai muncul,ia merasakan hormon aneh ketika berhadapan dengan laki-laki itu.

"Pagi Hana,baru bangun tidur ya"

Sapa Deva sambil melambaikan tangan nya.
Hana masih terkejut,untung saja dia tadi masih mengenakan jilbab,jadi sedikit aman.

"Iya nih,kamu ganggu tidur Hana aja Dev"
Ucap Hana sambil bersendar di daun pintu,

"Kamu kuliah siang kan?ikut aku yuk jalan sebentar"

Ajak Deva,

"Jalan kemana?dingin,di luar turun salju"

Hana berusaha menolak,namun sebenarnya hatinya begitu ingin mengiyakan ajakan Deva,

"Udah ikut aja,mau ya,nanti aku bawa kamu ketempat yang belum pernah kamu datangi"

Deva kini melihat gadis di hadapan nya yang begitu manis,rasa ingin memiliki sering tersirat pada benak nya,namun ia sudah mengerti, bahwasanya hubungan yang ia inginkan tak akan terjadi.

"Ya udah bentar Hana siap-siap dulu,kamu mau nunggu di luar aja kan?"

Tanya Hana,namun diluar sangat dingin,ia tak tega dengan Deva yang sudah menggosok-gosok kan tangan nya mencari kehangatan.

"Ya udah masuk aja,ntar beku jadi es lagi"

Ajak Hana lalu membuka pintu nya dan mempersilahkan Deva masuk,

"Yakin nih aku masuk?,ntar kalau ada apa-apa gimana?"

Ucap Deva ragu,

"Daripada kedinginan"

Tanpa aba-aba,Deva langsung masuk ke apartemen gadis yang begitu ia idamkan itu,
Terlihat pemandangan tempat tidur dengan nuansa warna biru muda,serta rak buku yang tertata rapi.

Di pintu kamar mandi nampak sebuah handuk yang masih kering,

"Hana belum mandi ya?"

Tanya Deva cengengesan,

"Ngapain mandi?kan dingin Dev,emang tadi Deva mandi?enggak kan?"

Sanggah Hana,

"Eh mandilah,mau ketemu kamu masak gak mandi"

Ucap Deva berusaha memberi gombalan nya itu.

"Receh Dev,"

Jawab Hana singkat,

Tak lama kemudian Hana telah siap, tinggal memakai kaos kaki yang telah ia siapkan,entah larinya kemana,

Ia mengobrak-abrik lemarinya,
dan tak menemukan sesuatu yang ia cari.

"Hana cari apa?"

Tanya Deva,ia memegang sesuatu yang Hana cari.

"Kaos kaki yang udah Hana siapin hilang"

Jawab Hana sedikit kesal,

"Ni apa?"
Deva menunjukkan barang yang dari tadi Hana cari,

"Loh kok Deva yang bawa?kamu sembunyikan kan"

Ucap Hana kesal sambil menghentakkan kakinya.

"Ngapain Deva sembunyikan,dari tadi aja dia disini kok,kamu aja yang lupa naruh"

Hana lalu menghampiri Deva yang duduk di ranjang nya,ia berusaha mengambil kaos kaki nya itu,namun Deva tak memberikan nya,
Malahan kini ia menarik Hana agar duduk di ranjang lalu meraih kaki putih dan bersih Hana itu ke tangan nya,
Ia memakaikan kaos kaki itu dengan sangat sopan,
Tak ingin ada kesalahpahaman disana,

"Kamu ngapain"
Hana menarik kakinya dari tangan Deva,

"Kamu sih lama"




VA & NATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang