CHAPTER 3

22 5 7
                                    

"Kita menjadi satu layak nya
bulan dan bintang,terlihat dekat,namun tak bisa
menjadi satu kesatuan"

~Aisyah Hana Anindita~


Matahari semakin naik,
Dan Hana masih menangis di pelukan Deva,

"Hana,udah ya,kita pulang ya,nanti Kamu kan ada jam kuliah"

Deva menarik Hana dari pelukan nya,ia usap air mata yang memenuhi wajah manis Hana itu.

"Kenapa Deva pegang-pegang Hana,kan itu di larang"

Ucap Hana sambil merapikan hijab nya yang sedikit berantakan.

Deva dibuat nya kikuk oleh ucapan Hana tersebut,bagaimana dia bisa tau kalau Hana tidak memberinya pemahaman lebih.

"Gimana Deva bisa faham,kan Hana gak kasih tau,ya udah maaf ya,lagian kamu tadi mau-mau aja waktu aku peluk..hehe"

Ucap Deva cengengesan,

"Tau ah, ya udah kita pulang aja,"

Hana berdiri setelah itu di ikuti oleh Deva.Mereka pun pulang dengan perasaan yang masih tak karuan.

Ombak pasang surut pantai menjadi saksi bisu tentang kepahitan yang di alami dua insan itu,seakan angin dan derasnya salju turut berdukacita,langit nampak terang meskipun salju tak berhenti berjatuhan.

🍂🍂🍂

at Indonesia,

Langit kota Jogja tak bisa di tebak,terkadang cerah dengan hiasan awan yang nampak menyapu langit, terkadang juga gelap gulita nampak semesta sedang berduka.

Rindu itu tak bisa di duga-duga,putrinya yang biasa duduk di lobi kamar,membaca buku,nonton tv di ruang keluarga,menyiram tanaman,membuatkan ia kopi,memijat kaki nya,
seakan semuanya hilang semenjak kepergian Hana untuk menempuh study nya ke negri orang,sudah dua tahun rindu itu menjadi makanan sehari-hari.

"Mau bunda telfonin Aisyah yah?"

Seorang wanita paruh baya datang dari arah dapur dan memberikan secangkir kopi untuk suami nya itu.

Dia Tiara Anisa,ibu kandung Hana.sama-sama memendam rindu,ia mencoba menguat kan hati suami nya itu.

"Nggak usah bund,hari ini Aisyah ada jadwal kuliah,nanti malem aja kita telfon"

Ucap Hendra memberi penjelasannya.

Tiara pergi ke kamar putri nya yang masih rapi dan bersih,di lihat nya beberapa bingkai foto yang bertengger anteng di antara tembok dengan cat biru muda nya itu,
Tiara tau persis kalau anak nya pecinta warna biru muda,
Maka dari itu hampir semua barang-barang yang Hana berwarna sama.

Ia mengambil sebuah buku yang entah dari kapan tergeletak di bawah ranjang Hana,

Nampak tulisan,

"Diary A.H.A"

Tiara mulai berfikir bahwa itu adalah diary putrinya,
Ketika ia membuka halaman pertama,nampak sebuah tulisan tapi dengan tanggal penulisan di sudut kertas nya.

Yogyakarta,10 Oktober 2016

Aisyah tau bunda melarang aku pergi karna sebuah alasan,
Ayah yang tiap hari marah karna aku pulang telat juga tentu punya alasan,tapi Aisyah normal,aisyah pengen kayak yang di rasain temen-temen.
Aisyah pengen jalan keluar bareng temen-temen.

Tiara terjatuh pada lantai kamar Hana,air mata nya tak bisa ia bendung,walaupun yang di lakukan nya dengan suami nya itu benar,namun bagaimanapun itu,dia juga seorang remaja yang haus akan dunia luar.

Di pandanginya foto-foto Hana pada dinding kamar Hana,
Putri kecilnya dulu sudah dewasa.

Putri kecilnya kini jauh.

VA & NATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang