5.Shy;

21 5 2
                                    

"Bukan nya nggak mau,cuman malu aja buat ngungkapin"

~VA & NA~


Hana POV:

Mata itu menatap ku dengan teduh,tangan nya memainkan selimut biru ku.tatapan nya tak dapat ku artikan,
Namun susah di pungkiri,mata itulah yang membuat ku begitu ingin meminta lebih dari sekedar dua manusia yang saling mencintai.

"Kamu liat apa?"

Dia tak menjawab ku,matanya masih tak beralih dari objek yang di pandang nya.

"Hana,"

Akhirnya ia bersuara,

"Apa?"

"Liat deh tangan aku"

Ia menunjukkan kedua tangan nya ke arah ku.
Hal itu membuat ku bingung,sebenarnya ada apa dengan Deva?!

"Udah liat kenapa emang?"
Tanya ku enteng.

"Tangan ini nanti nya yang akan kamu pegang kemanapun kamu pergi"

Ucap nya mengusap-usap tangan nya sendiri.

Aku menanggapi nya dengan senyum singkat.

Deva begitu berharap dengan hubungan itu,begitupun aku,
namun Apa kah ada solusi tepat dari permasalahan itu.

Plak....

"Awhh..!"

Pekik ku sakit ketika tak sengaja tangan ku terjepit kursi rias yang sekarang menjadi sandaran ku duduk.

Ada darah yang menetes disana,

"Hana!!"

Deva meraih tangan ku dengan cepat,

Ia menyesap jari ku dengan lembut,lidah nya menekan darah dari goresan luka itu,rasanya sangat menggelikan untuk Hana yang pertama kali merasakan jarinya masuk pada mulut seseorang.

"Sttttt awhh"

Desis ku menahan jari ku yang perih,

"Udah Dev sakit,"

Aku menarik jari ku dari mulut nya,

"Kok ndesah?"

Deva mengusap kepalanya frustasi,

"Aku masih normal Na"

Ia membanting tubuh nya ke kasur ku.

"Siapa yang ndesah coba"

Ucap ku dengan nada tinggi,

"Terus kalau gak normal berarti gila dong"

Lanjut ku,sambil membalut luka ku dengan plester.

"Aisyah Hana anindita,kamu gak peka,gak tau apa-apa tentang dunia perlaki-lakian"

Ucapnya pasrah,
Ia mengambil bantal ku lalu menutupi mukanya,
sebenarnya apa yang terjadi dengan Deva?

Hana POV end:

VA & NATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang