confession

347 32 0
                                    


Dua hari kemudian, Riki berangsur-angsur pulih berkat bed rest dan makan-minum yang banyak.

Susu kotak pemberian Hyewon udah diminum, tapi sticky notesnya masih disimpan olehnya di tempat pensil. Snack pemberian Jake masih utuh karena dia masih baru sembuh, jadi dia nggak boleh makan yang aneh-aneh dulu.

Dia bersiap-siap pergi karena Hyewon chat sejam yang lalu, pengen ketemu buat makan bareng. Dan tempat makannya bukan di tempat yang biasa mereka makan kok. Kali ini Hyewon yang nentuin.

Tempatnya kayak café, tapi di situ juga jual makanan berat yang cukup bervariasi dengan harga standar.

"Riki!" panggilnya dari jauh. Hyewon melambaikan tangannya tinggi-tinggi supaya Riki bisa liat dia. "Sini, sini!"

Riki tersenyum dan menghampiri tempat duduk yang udah dipilihin Hyewon. Hari ini Hyewon nggak tau kenapa cantik banget; rambutnya diikat setengah, pakai dress warna biru muda—secara Riki nggak pernah liat dia pake dress sebelumnya, dan flat shoes.

Seorang Jo Hyewon pake sepatu flat shoes? Yap, karena selama ini dia cuman ngeliat Hyewon pake seragam sekolah, sepatu keds warna putih yang udah agak kecokelatan, dan tas ransel warna kuning mencolok.

"Kamu mau makan apa? Biar aku pesenin," kata Hyewon mulai mencatat. Riki tentunya menggeleng, "Sini, biar aku aja."

"Nggak! Aku sengaja ajak kamu ke sini buat gantiin kalo kamu sama papa kamu pernah anterin aku pulang. Yang waktu itu loh!"

"Kalo gitu gantinya ke papa aku aja," kata Riki bercanda. "Nggak, tapi seriusan, gapapa kok."

"Oke, oke," kata Hyewon yang udah menduga kalo Riki nggak bakalan mau.

Tapi tenang aja, sebelum Riki datang, Hyewon udah minta tolong ke pelayannya buat cewek itu yang bayar semuanya. Menurutnya, Riki ini orangnya terlalu baik.

"Aku pesen yang ini deh," kata Riki ke si pelayan laki-laki. "Minumannya yang ini aja."

Hyewon juga menyebutkan pesanannya dan setelah si pelayan mengulang pesanan mereka, dia pun pergi.

"Jadi gimana? Udah enakkan?"

"Lumayan, walaupun aku nggak dibolehin makan yang aneh-aneh dulu. Jadi aku pesen apa adanya aja."

"Iya bener. Tapi at least kamu udah sehat, jadi papa, mama, sama adek kamu nggak khawatir lagi. Kasian Jam-jam, nggak ada yang bisa diajak buat berantem," kata Hyewon sambil ketawa.

Riki mau nggak mau ikut ketawa juga, "Iya. Mamaku nggak dibolehin dia masuk ke kamar. Tapi dia kasih aku kartu ucapan gitu, bentar aku tunjukkin."

Hyewon mengangguk bersemangat. Dia juga gemes banget waktu liat Jam-jam pertama kali pas pembagian raport itu. Tapi dia belum sempet main ke rumah Riki buat bener-bener main, cuman pas jenguk itu juga.

Riki memperlihatkan kartu ucapan buatan Jam-jam lewat hapenya. Soalnya Riki emang fotoin kartu ucapan itu.

"Omoo, lucu banget! Ini kalian berdua lagi di taman bunga ya...?"

Riki mengiyakan. "Ada waktu di mana dia ngegemesin, ada waktu di mana dia nyebelin."

"Dia berubah jadi nyebelin karena kamu sering isengin dia kan!" tebak Hyewon yang pas mengenai sasaran. "Kapan-kapan aku main ke rumah kamu deh, main sama Jam-jam!"

"Boleh, dia pasti seneng ada temen main."

"Hari ini kamu beneran free, kan?"

Riki mengangguk, "Iya, kenapa?"

Keeping Up with The Hwang's ✨ Hyunjin & Yeji [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang