arrive in bandung!

285 44 3
                                    

Yeji dan Hyunjin kini udah sampai di Bandung pada pukul tiga sore. Cuaca di Bandung bisa dibilang sejuk, banyak angin yang agak dingin, pokoknya adem deh.

Mereka menginap di sebuah hotel yang semi modern bernama Savoy Homann.

Diliat dari namanya hotel itu memang bekas jaman penjajahan Belanda dan letaknya ada di pusat Kota Bandung, di Jalan Asia Afrika dan deketan dengan Jalan Braga.

Tapi sayangnya mereka nggak bisa istirahat lama-lama karena tiga jam lagi—jam 6 sore, adalah acara pembukaan seminar tersebut.

Dresscodenya pun ditentukan dari pihak panitia seminar yaitu semua peserta wajib mengenakan batik. Dan untungnya, dresscodenya juga udah disiapin sama mereka.

Hyunjin dan Yeji mulai beberes dan ngeluarin beberapa barang dari koper. Mereka bagi tugas biar cepet; Hyunjin ngeluarin peralatan mandi di kamar mandi, sementara Yeji bagian pakaian.

Yeji terbelalak kaget pas dia ngeliat kemasan kon*om lagi di koper milik Hyunjin.

"JIN, CEPET KE SINI!" serunya bukan main.

Hyunjin yang tadi ada di kamar mandi, buru-buru nyamperin Yeji karena doi kaget juga. "Kenapa Ji, teriak-teriak?"

Tanpa banyak omong, Yeji memperlihatkan kemasan itu pada Hyunjin.

Pria itu mengusap tengkuknya yang nggak gatal disertai cengiran kuda. "Yah, buat nanti malem Ji. Kalo kamu mau itu juga."

Yeji menggeleng keras, "Kasihin ke Pak Minho sama istrinya aja."

"Lah Ji, itu aku yang beli terus kamu suruh aku buat kasihin ke pak dekan sama istrinya?"

"Iya, emang kata-kata aku kurang jelas, apa? Aku ngomong pake Bahasa Korea, bukan pake Bahasa alien."

Hyunjin hanya bisa berdecak, "Ck! Iya, iya!" Tapi diam-diam dia taruh di tas kerjanya tanpa sepengetahuan Yeji.

Yeji pun memutuskan untuk mandi duluan biar dia bisa merias diri dulu. Sekalian dia juga nggak sabar buat nyobain batik pemberian dari panitia.

Blouse batik pemberian itu bener-bener pas di tubuhnya. Kayak gini guys: 

Kalau Hyunjin dapetnya kemeja batik.

Yeji mencatok rambutnya jadi lurus dan make up yang biasa aja. Baru aja dia mau pakai liptint, Hyunjin yang udah keramas pun manggil dia.

"Ji, bisa pakein koyo hot buat punggung aku nggak? Pegel banget kelamaan nyender di pesawat kayaknya," keluh Hyunjin baru keluar dari kamar mandi dengan handuk yang menutupi pinggang sampai bawah.

Yeji meliriknya sinis, "Umur 35 tahun tapi badan remuk kayak kakek-kakek! Untung aku bawa, bentar aku ambilin dulu."

Dia mencari koyo di tas Doraemon-nya dan membuka kemasan koyo. "Mana? Bagian mana yang pegel?"

"Ini." Tunjuk Hyunjin dengan tangannya.

"Masih basah punggungnya, Jin."

"Lah handuknya aku pake buat nutupin aset Ji."

"Ck! Bentar, aku ambilin handuk aku dulu." Yeji ngambil handuk yang udah dia jemur di deket balkon kamar mereka. Dia pun mengelap punggung Hyunjin yang lebar dengan handuknya. "Pegangin." Setelah itu dia menempelkan koyo hot tersebut di punggung suaminya yang pegal.

"Oke, thank you."

Ngeliat Yeji pake blouse batik, Hyunjin terperangah. "Kamu cantik, Ji."

"Hah?" Mendengar Hyunjin memujinya, wanita itu agak salting tapi tetep nunjukkin sisi galaknya. "Ya—ya iyalah aku cantik, masa aku ganteng?"

Hyunjin tau istrinya itu emang salting diliat dari ekspresi sama omongannya tadi yang agak terbata-bata. Kayak gemes aja gitu ngeliat Yeji salah tingkah kayak gini.

"Ntar malem jadi naena ya, Ji."

"Kagak mau!"

"Ayolah. Ya? Mau ya?"

"Nggak! Sama guling aja naenanya!"

"Dih, masa sama guling? Kan nggak puas lah Ji!"

Keeping Up with The Hwang's ✨ Hyunjin & Yeji [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang