Jika Sunghoon bisa memilih, ia akan memilih tetap di acara pernikahan sang kakak. Tapi Jake mengajaknya pulang secara paksa.
Ia benar-benar takut, hatinya terus menerus menyebutkan kedua kakak nya. Ia hanya bisa mengikuti Jake dari belakang, berharap sesuatu yang buruk tidak terjadi.
"Akhh!" Sunghoon langsung terduduk di lantai, dada nya terasa sesak karena feromon Jake.
Jake langsung berlutut dihadapan Sunghoon. "Kenapa kau tidak memberitahu ku kalau kau memiliki kakak laki-laki?"
Sunghoon tidak menjawab, tangan nya terus memukuli dada nya yang terasa sesak.
"Katakan!" Jake menjambak rambut istrinya agar mendongak.
"Kar- kare … na a-a ak- ku tidakhh ahh tau dimana Jay hikss hyung…."
"Kau adik nya, bagaimana bisa kau tidak tau dia dimana."
Plakk!
"Aku… tidak berbohong hiks."
Plakk
"Kau pikir aku percaya begitu saja?"
Jake langsung menarik istrinya untuk bangun, lalu dihempaskan ke kasur dengan kasar. Meskipun terjatuh ke kasur, Sunghoon tetap merasakan sakit.
"Akhh!" Sunghoon terkejut saat Jake tiba-tiba mencekiknya. "Le- lep hiks hikss lepas… kan!"
"Aku tak masalah jika kau memiliki kakak laki-laki, kenapa harus Jay?!" Ujar nya dengan tatapan penuh amarah.
Sunghoon sendiri masih mencoba melepaskan cekikan Jake, air matanya terus turun.
"Kenapa harus Jay?!"
"Hikss hiks lepas- kan, ak- aku sedang hikss mengandung."
Jake langsung melepaskan cekikan nya, ia mengungkung sang istri. Bibir Sunghoon langsung dilumatnya kasar.
Sunghoon mencoba menghentikan Jake, tapi Jake memeluk nya erat sampai tangan nya tidak bisa bergerak karena terhimpit.
Pukul 7 pagi, Minjeong sudah berada di perusahaan Jay. Di ruangan direktur utama tersebut sudah ada dirinya, Jay dan Jungwon yang juga berstatus sekretaris Jay. Karina tidak bisa ikut, karena dia harus bekerja sekaligus mengawasi Jake.
"Apa kau tidak bisa menemui Sunghoon?"
"Jawabannya tetap sama, tidak bisa. Kalau aku tetap datang, Sunghoon akan semakin parah."
"Sunghoon hyung sedang mengandung, mungkin saja Jake hyung tidak akan melakukan hal-hal yang kasar."
"Jungwonie, hati Jake sudah beku, ia tidak memiliki perasaan sama sekali."
"Hyung telepon saja Sunghoon hyung." Usul Jungwon.
Jay langsung menghidupkan handphone nya, lalu memencet tanda telepon di nomor Sunghoon.
"Yeoboseyo." Ujar seseorang dari seberang telepon dengan pelan.
"Sunghoon-ah ini hyung, apa kau-"
Sambungan telepon langsung diakhiri Sunghoon begitu saja. Mereka bertiga pun menjadi bingung.
"Hyung, apa hyung memiliki masalah dengan Jake hyung?" Tanya Jungwon dengan hati-hati.
"Ada. Aku dengan nya selalu bersaing tentang siapa yang paling unggul di universitas, mendengar cerita nya saat kecil aku pun sedikit mengalah. Aku juga pernah dekat dengan salah satu Omega nya, hanya sebatas teman. Dia orang yang cepat salah paham, mungkin ia kira ada maksud lain aku mendekati Omega itu."
"Dan mungkin juga, dia takut aku mengambil Sunghoon. Kalau dia tidak berubah sama sekali, aku akan mengambil Sunghoon."
Jungwon mengusap bahu yang lebih tua, mencoba menenangkan Jay yang tersulut emosi.
"Apa orang seperti dia bisa berubah? Sepertinya lebih sulit dari menyadarkan kakak pertama nya." Ujar Minjeong tak percaya.
"Bila kita ada usaha dan yakin, itu pasti terjadi." Perkataan Jungwon membuat kedua nya yakin. "Hyung, apa seharusnya waktu itu aku tidak menghalangi mu?" Tanya nya dalam hati.
To be continued….
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Dandelion || JakeHoon
FanfictionSunghoon tetap bertahan mengikuti alur hidup nya, meskipun sangat berat. Seperti bunga dandelion yang berterbangan, mengikuti arus angin dan tidak rusak. Start = 24 September 2021 End = 04 Juli 2022