7 tahun berlalu, Riki mulai memasuki usia 7 tahun. Ia selalu bertanya-tanya apa yang terjadi pada ibu nya yang terkadang ada luka di wajah atau tangan. Tapi sang ibu selalu bisa mengalihkan nya.
Beberapa kali dengan mata kepalanya sendiri, Riki melihat sang ayah menampar, menjambak, mendorong sang ibu. Sunghoon menjelaskan nya dengan berbohong, dan meminta sang putra untuk tidak melakukan apa yang dilihat.
Diusia nya yang masih 2 tahun, ia sudah memiliki seorang adik laki-laki. Apa yang didapatkan Sunghoon saat mengandung Riki, juga didapatkan nya saat mengandung anak kedua nya.
Tapi sayang, anak keduanya meninggal beberapa jam setelah lahir.
Malam kali ini, Riki sedang memakan makanannya sembari menonton TV, ditemani Sunghoon.
Tapi teriakan dari arah pintu utama mengagetkan nya, bahkan seluruh orang di mansion.
Ahjumma Lee terlambat menutupi mata dan telinga bocah 7 tahun tersebut saat Sunghoon dengan tiba-tiba ditarik kasar dan ditampar kencang.
"Jake, kita bicarakan di kamar saja. Kau bisa melakukan apapun, tapi bukan dihadapan Riki."
Jake menampar lagi, Riki hanya mendengar suara nya.
"Biar dia tau apa yang kau lakukan." Jake menekan kedua pipi sang istri dengan satu tangan. "Kau berselingkuh?"
Sunghoon terlihat sangat terkejut. "Keluar dari rumah saja aku tidak bisa, bagaimana aku berselingkuh?"
Egois, satu kata menggambarkan si laki-laki yang ringan tangan tersebut. Ia bahkan sudah bertahun-tahun berselingkuh, tapi baru berita tak jelas entah dari siapa tentang Sunghoon berselingkuh, Jake sudah marah.
"Kau tidak mau mengaku?" Pipi Sunghoon semakin kuat di tekan.
"Aku tidak melakukan nya."
Jake menarik sang istri dengan kasar ke kamar mereka. Meninggalkan sang anak sulung yang terlihat kebingungan.
Seorang dokter di panggil untuk mengobati luka Sunghoon. Kali ini luka nya tidak bisa hanya diobati ahjumma Lee, lukanya memang parah dan banyak.
"Tuan Park, seharusnya anda melaporkan kekerasan ini."
Sunghoon tersenyum tipis. "Pengajuan cerai ku saja selalu di tolak, bagaimana dengan laporan kekerasan meskipun banyak bukti. Keluarga nya cukup berpengaruh di negara ini. Aku juga tidak bisa menelepon polisi, dia akan tau. Menelepon saudara ku pun kesalahan yang besar, aku tidak mau mencelakai mereka."
"Kalau begitu biar—"
Sunghoon mencegah dokter berstatus Beta tersebut. "Jangan lakukan, kau yang akan celaka atau kehilangan pekerjaan mu. Aku sudah biasa dengan ini semua, pekerjaan mu hanya mengobati ku."
Riki baru saja pulang dari sekolah nya, melihat seorang perempuan yang bersantai layaknya nyonya besar. Ibu nya juga tidak ada untuk menyambut seperti biasa, sejak semalam tidak keluar dari kamar.
"Baba!!"
Karena teriakan anak 7 tahun tersebut, perempuan yang berada di ruang TV menghampiri nya. "Baba mu sudah tidak peduli lagi padamu."
"Lalu? Aku harus percaya pada seorang badut? Badut kan penghibur."
"Aku ini calon ibu mu."
"Kenapa daddy mau dengan seorang badut? Agar setiap hari di rumah ini ada penghibur dan daddy tidak akan marah-marah lagi?"
"Kau!!"
"Riki." Seseorang membuat tangan Hyena yang akan menampar terhenti.
"Chae imo! Ryu imo! Lihat ada badut!!"
Ryujin langsung tertawa kencang. "Jika badut biasanya penghibur anak-anak saat ulang tahun, badut kali ini menghibur suami orang." Ujar nya dengan nada meledek.
To be continued….
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Dandelion || JakeHoon
FanfictionSunghoon tetap bertahan mengikuti alur hidup nya, meskipun sangat berat. Seperti bunga dandelion yang berterbangan, mengikuti arus angin dan tidak rusak. Start = 24 September 2021 End = 04 Juli 2022