3. Divorce?

5K 682 41
                                    

Sunghoon menatap kosong layar laptop dihadapannya. Dalam 1 tahun apa ia akan bisa mempertahankan kesucian nya?

"Lalu bagaimana eomma nanti? Dia pasti akan marah, tapi aku juga ingin bebas."

"Hyungieeee!" Ia langsung menjatuhkan kepalanya ke meja, karena masalah nya itu ia tidak fokus bekerja.

"Appa, eomma, hyung. Aku rindu keluarga dulu, aku juga merasa senang memiliki kakak perempuan. Tapi Minjeong noona..."

Cklekk

Sunghoon langsung mengembalikan posisinya menjadi tegak. "Noona, ada apa?"

"Kapan kau bercerai?" Tanya Minjeong langsung ke intinya.

Dirinya terdiam dengan mata melirik takut-takut sang kakak. "Eom... 1 tahun lagi."

"Mwo?! Apa kau sengaja mengulur-ulur waktu?!" Tanya Minjeong dengan kesal.

Sunghoon langsung menggeleng cepat. "A- ani, tapi eomma bilang aku bisa bercerai jika usia pernikahan nya sudah 2 tahun."

"Kau berbohong, Park?"

"Tidak noona, aku tidak berbohong sama sekali."

Minjeong menghela nafas panjang, ia melirik sang adik yang ketakutan. "Urusi perceraian mu secepat mungkin."

Tentu saja Sunghoon terkejut mendengar nya. Cepat? Apa yang harus ia lakukan? Pengajuan gugatan cerai pun selalu di tolak pengadilan. Pergi dari rumah pun percuma, ibu mertua nya pasti akan menyuruh orang-orang memaksanya pulang. 

"Andai saja waktu itu aku melakukan nya." Ia menghela nafas lelah. Setelah perceraian kedua orang tua nya, kehidupan yang awalnya dipenuhi kebahagiaan harus sirna begitu saja setelah dirinya beranjak dewasa.

Memang benar yang di ucapkan orang-orang. Semakin kita dewasa, semakin sulit masalah yang harus dilewati.

Taeyeon memang awalnya akan tinggal beberapa hari di rumah anak bungsu dan menantu nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taeyeon memang awalnya akan tinggal beberapa hari di rumah anak bungsu dan menantu nya. Tapi tiba-tiba ada hal mendadak membuat nya harus mengurungkan niat tersebut.

Jadi saat Sunghoon sampai di rumah hanya ada pelayan dan penjaga, dan pastinya Jake akan pulang larut malam.

"Tuan, nyonya besar menitipkan pesan." Ujar kepala pelayan.

"Apa pesan nya?"

"Sepertinya bukan pesan, tapi sebuah permintaan." Ujar seseorang dari arah pintu masuk.

Sunghoon membalikkan tubuhnya, ia menatap bingung seseorang tersebut. Permintaan?

Matanya melirik ke arah si pelayan, saat matanya kembali fokus ke depan.

"Seorang cucu."

"Aaa kamjagi!" Tentu saja Sunghoon terkejut karena suaminya sudah ada di hadapannya dan mengatakan cucu. Bahkan dirinya tak sengaja mendorong tubuh sang Alpha. "Mi- mianhae..." Ujar nya pelan.

Jake mendengus kesal, ia langsung meraih tangan Sunghoon, lalu menarik istrinya ke kamar mereka.

Ingin sekali ia meminta Jake untuk melepaskan genggaman tangannya, karena Jake menggenggam kuat.

Pintu kamar terbuka cukup kencang, Sunghoon dihempas kan ke kasur. Dan Jake langsung mengungkung sang istri. "Kenapa kau tidak memberitahu ku kalau sarapan tadi buatan mu."

"Aa... ak- akuu ingin memberitahu mu, tapi eomma lebih dulu memotong nya." Jawab nya takut-takut.

Perlahan jarak diantara keduanya terkikis, Sunghoon langsung memalingkan wajah nya saat wajah Jake sangat dekat dengan nya. "Ku harap ada bantuan."

Drrrtt...

Jake langsung menegakkan tubuhnya, ia mengambil benda pipih dari saku jas nya. Sebuah pesan dari Minjeong, perempuan tersebut meminta nya datang ke suatu tempat.

Pria berstatus Alpha tersebut langsung pergi begitu saja, Sunghoon pun bernafas lega. Ia mengubah posisinya menjadi tengkurap.

"Entah aku merasa senang dan juga sedih diwaktu yang bersamaan." Ia memperhatikan langit sore dari jendela kamar nya dengan Jake.

Lalu mengubah posisi lagi menjadi terlentang, menatap langit-langit kamar. "Kenapa noona selalu memintanya datang di saat itu akan terjadi?"

Sunghoon menghela nafas lelah, lalu bangun dari posisi tidur nya. Ia menatap sebuah bingkai foto yang tertutup kain.

Kaki nya perlahan mendekati bingkai foto tersebut, tangan nya menarik kain putih yang menutupi.

Bibirnya membentuk sebuah senyuman tipis. Ia menyukai foto tersebut, meskipun ada yang kurang; hyung dan ayah nya.

Berbeda dengan Jake yang membenci foto tersebut sampai meminta pelayan untuk menutupi nya dengan sebuah kain.

"Apa semuanya akan baik-baik saja jika kita berpisah?"

"Tentu saja. Aku bisa bebas, dan kau bisa bahagia dengan noona."

Tangan nya mengusap foto tersebut, lalu fokusnya pada cincin yang melingkar di jari manis nya.

"Hanya beberapa bulan lagi...."

Sunghoon berjongkok, mengambil kain putih yang terjatuh tadi. Ia langsung menutupi foto pernikahan nya dengan Jake dengan kain tersebut.

To be continued….

[✓] Dandelion || JakeHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang