Bukan Jimin yang datang untuk membawa kan testpack yang Sunghoon minta, tapi Karina.
Perempuan bermarga Yoo tersebut hanya tau itu berkas untuk Sunghoon, dia tidak tau ada testpack disana.
"Ahjumma, Sunghoon ada dimana?" Tanya nya pada si kepala pelayan.
"Ada dikamar nyonya."
Karina mengangguk, ia langsung berjalan ke arah tangga. Menampaki tangga satu persatu-satu, sembari memikirkan keadaan Sunghoon.
Tak lama ia sampai di depan pintu berwarna putih, perlahan ia buka. Sunghoon tidur dengan posisi memunggungi pintu.
Kaki nya melangkah mendekati kasur. "Sunghoon."
"Sunghoon-ah."
Karina merasa bingung, tumben sekali Sunghoon sulit dibangunkan. Ia lihat adik kekasihnya tersebut, betapa terkejutnya melihat darah yang keluar dari dahi Sunghoon.
"Bangun, Sunghoon bangun lah!" Ia mencoba menyadarkan pemuda tersebut. Mendekatkan jari telunjuknya ke hidung Sunghoon.
Karina menghela nafas lega. Ia langsung mengambil handphone nya, lalu menelepon dokter pribadi keluarga Shim.
"Untung saja aku datang. Bagaimana bisa kau tidak mengobati luka nya dan darimana kau mendapat kan luka itu?"
"Aku… aku terpeleset di kamar mandi, ku pikir hanya memar." Jawab nya sembari memegangi gelas berisi teh hangat.
Karina menghela nafas berat. "Teman mu menitipkan sebuah berkas, dia hanya mengatakan itu berkas yang perlu kau tandatangani."
Sunghoon hanya mengangguk, ia menyesap teh hangat yang dibuatkan Karina.
"Aku akan kembali ke kantor, kalau kau memerlukan sesuatu katakan saja padaku."
"Terima kasih noona."
Karina mengangguk, ia langsung mengusak rambut Sunghoon. "Jaga dirimu baik-baik." Ujar nya sebelum pergi.
"Nee."
Perlahan pintu kamarnya tertutup. Tapi terbuka lagi, hanya kepala Karina yang terlihat. "Jake melarang mu untuk keluar kamar, aku akan meminta seorang penjaga untuk berjaga di depan kamar. Jika membutuhkan sesuatu panggil mereka saja."
Lagi-lagi Sunghoon hanya mengangguk paham.
Ia langsung menghela nafas lega. "Karina noona pasti tau kalau aku berbohong."
Dengan hati-hati Sunghoon turun dari kasur, ia berjalan ke arah meja rias. Membuka tas yang Karina bilang berkas-berkas untuk ia tandatangani.
Dikeluarkan nya sebuah plastik putih, isinya testpack bermacam merek, ada note juga.
'Aku tidak tau harus membeli yang mana, jadi ku beli itu semua.'
Ia berjalan ke arah kamar mandi, mencoba untuk mengeceknya. Semoga saja Tuhan berada di pihak nya.
Saat jarum jam menunjukkan pukul 11 malam. Pintu kamar terbuka, menampakkan seorang laki-laki dengan pakaian kantor yang cukup berantakan.
Ekspresi nya tetap sama, ekspresi datar. Ia melempar malas tas dan jas nya, lalu melepaskan sepatu dan kaus kaki nya.
Ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Saat di wastafel, ia melihat sebuah kertas.
"Apa yang dia buka?" Jake langsung membuka laci tempat sampah, ia mengambil sebuah kertas yang memiliki warna yang sama dengan yang di temukan nya.
"Testpack?"
Sunghoon hanya menyembunyikan hasil testpack dan lupa menyembunyikan bungkusan nya.
Jake langsung keluar dari kamar mandi, membuka lemari nya dengan Sunghoon. Mencari testpack yang istrinya sembunyikan. Bukan di lemari saja, ia juga membuka seluruh laci.
Tapi benda yang ia cari tidak ada sama sekali. Sampai akhirnya ia melihat tas kantor di lemari Sunghoon bagian bawah.
"Tas nya ada di ruang kerja nya." Jake melirik Sunghoon yang tetap tertidur.
Tangan nya langsung mengambil tas berwarna hitam tersebut, ia buka semua resleting tas tersebut.
Kertas di dalam hanya lah kertas kosong, sampai akhirnya ia menemukan benda yang ia cari.
"Kenapa dia menyembunyikan nya dari ku?"
Jake langsung berjalan ke arah kasur, mengungkung istrinya.
Merasa seseorang naik ke kasur, kelopak mata Sunghoon perlahan-lahan terbuka. Dirinya cukup terkejut melihat Jake di atas nya.
"Kapan... Kapan kau pul- emmphh..."
Perkataan Sunghoon terpotong karena Jake langsung mencium nya, bibir nya di lumat lembut.
Sunghoon sendiri merasa bingung, ada apa dengan Jake?
Perlahan tangan Sunghoon mengalung di leher Jake, ia menikmati ciuman suaminya.
Tangan Jake tidak tinggal diam, tangan nya mengusap perut rata sang istri. Ia langsung menghentikan cumbuan nya, lalu menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Sunghoon, tangan nya masih mengusap perut Sunghoon.
To be continued….
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Dandelion || JakeHoon
Fiksi PenggemarSunghoon tetap bertahan mengikuti alur hidup nya, meskipun sangat berat. Seperti bunga dandelion yang berterbangan, mengikuti arus angin dan tidak rusak. Start = 24 September 2021 End = 04 Juli 2022