Permintaan Terakhir

389 34 8
                                    

Edisi dibuang sayang—

Happy reading🖤

🌻

Dari jauh Lino bisa melihat lelaki tampan yang sudah setahun lebih ini menjadi tambatan hatinya, bibirnya melengkung indah saat lelaki itu melambaikan tangan ke arahnya.

"Loh? kamu sendirian, dek? Udah nunggu lama?" tanya lelaki itu setibanya di depan Lino.

"Iya, aku baru aja sampe kok mas." ucap Lino semakin tersenyum lebar kala tangan besar pasangannya itu hinggap di kepalanya untuk mengusak surainya gemas.

"Mas Chris mau pesen apa?"

"Mas... bentar mas liat dulu menu-nya." ucap Chris, kekasihnya satu tahun terakhir ini.

Lino menatap Chris dengan binar yang tak pernah redup, ia sangat suka saat Chris sedang fokus seperti saat ini. Lelakinya itu terlihat jauh lebih tampan dan berwibawa, ia tak pernah bosan memuja Chris.

"Mas yang ini aja, dek." ucap Chris menyadarkan Lino, dan tentu lagi-lagi dibalas dengan senyum oleh Lino.

"Oke, kalo gitu aku panggil pelayannya ya."

Setelah menyebutkan pesanannya, kali ini Lino yang ditatap oleh Chris, membuatnya terkekeh saat Chris tiba-tiba tersenyum kikuk.

"Kenapa ketawa?" tanya Chris.

"Ada juga aku yang tanya kenapa mas liatin aku kaya tadi."

"Hm... mas liat-liat kayanya kamu makin manis."

Semburat merah yang menjalar di pipi bulat Lino menandakan bahwa ia menyukai ucapan milik Chris, walau ia tau itu hanya sebuah kata-kata belaka.

"Baru sadar kalo pacarnya manis? Selama ini kemana aja?" goda Lino diakhiri dengan tawa karena tak mau tersipu malu sendiri, tetapi netranya menangkap Chris yang hanya tersenyum menatapnya.

"Oh iya, kamu tumben ajak mas makan di luar gini, dek? Biasanya langsung nyuruh mas ke rumah." tanya Chris mengganti topik obrolan mereka.

"Iya ya, kenapa ya.."

"Hei, kenapa?" tanya Chris, tangannya dengan reflek membalut hangat jemari Lino yang terlihat lebih kecil dari miliknya.

Usapan lembut di jemarinya membuat Lino tersenyum tulus dan menatap tepat di netra milik Chris, "gapapa kok mas, udah lama juga kita ga jalan keluar kaya gini kan? Apa lagi semenjak kerja mas pindah ke kantor pusat." ucap Lino balas menggenggam tangan Chris yang selalu hangat.

"Maaf ya kita jadi jarang ketemu atau makan di luar kaya gini karena mas belakangan ini sibuk banget." ucap Chris menatap Lino.

"Gapapa kok mas, aku ngerti."

Lino masih tersenyum saat Chris melepaskan genggaman mereka, dadanya sesak saat sadar dengan apa yang telah ia harapkan.





"Mas, abis ini kita ke daerah atas yuk, udah lama kita ga kesana bareng-bareng." ajak Lino setelah keduanya menyelesaikan makan siang mereka.

Chris menatap jam tangannya lalu menatap Lino yang memasang wajah memohon, "boleh aja." ucapnya membuat sebuah senyum berkembang di bibir tipis milik Lino.

Keduanya pun akhirnya pergi ke tempat permintaan Lino, tempat dimana keduanya dulu sering menghabiskan waktu bersama, sebuah danau besar berada.

Setelah melakukan perjalanan yang cukup lama, akhirnya mereka sampai saat langit sudah menununjukan warna jingganya yang indah.

"Mas Chris ayo turun." ajak yang lebih muda yang kini sudah duduk di salah satu potongan kayu besar disana.

Lino melihat Chris yang berjalan ke arahnya dengan senyum yang selalu ia sukai, tapi entah kenapa kali ini dadanya sesak saat melihat senyum itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Biby || BanginhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang