Line

1.2K 148 50
                                    

*krietttt

Pintu itu terbuka buatku yang sejak tadi menunggu datangnya seseorang pun menoleh, tapi ternyata bukan dia yang ku tunggu yang muncul. Aku sekali lagi melihat jam di ponselku yang ku letakan di atas meja bersamaan dengan cheesecake dan iced caramel latte kesukaanku.

"Masa sih dia belum dateng, biasanya kan jam 5 dia udah ada disini." monologku.

Jika kaliam bertanya siapa aku dan sedang apa aku disini, maka mari aku beritahu kalian sekarang sebelum dia datang.

Namaku Lee Minho, mahasiswa baru jurusan seni tari yang beberapa minggu ini memiliki hobi baru yaitu membaca novel di sebuah Kafe setiap hari Selasa. Kenapa hari selasa?

Karena disetiap hari selasa, aku akan menemukan dia yang selalu duduk di bangku nomer 3, entah terkadang ia mengerjakan tugasnya atau membaca materi di buku tebal yang selalu ia bawa.

Awalnya aku tak terlalu menganggap kehadiarannya, hingga entah kenapa hari itu netraku tak terlepas dari parasnya yang indah, ada ribuan kupu-kupu yang seolah menggelitik perutku. Dan saat itu pun aku tau jika aku menyukainya.

Maka sejak saat itu, aku memutuskan untuk terus memperhatikannya. Mulai dari ia yang datang ke Kafe ini setiap hari selasa, termasuk minuman kesukaannnya. Aku juga tau jika ia merupakan pemain bola kebanggaan kampusnya, ah aku bahkan tau dia berasal dari kampus mana dan jurusan apa.

Berlebihan? Tidak. Jika kalian menyukai sesuatu, kalian pasti akan mencari tau lebih banyak tentang hal yang kalian sukai itu.

Terlebih aku tak berani memberi tau dirinya bahwa aku menyukainya. Kalian bisa sebut aku pengecut, karena itu memang kenyataannya. Aku lebih dulu sadar diri untuk bisa bersamanya yang nyaris sempurna itu.

Tampan, pintar, jago olahraga, kaya raya. Aku yakin pasti banyak perempuan yang menyukainya.

*kriet...

'Oh! Itu dia.'

Dari jarak yang cukup jauh ini aku yakin tak apa jika aku terus memperhatikan gerakannya, mulai dari menaruh tasnya lalu pergi ke kasir, dan aku yakin pasti dia akan memesan iced cappuccino.

"Kak Changbin, satu iced cappuccino ya, kak?" ucap barista tersebut yang masih bisa ku dengar. Benar bukan?

Namanya Seo Changbin, laki-laki yang sudah menarik perhatianku beberapa minggu terakhir ini dan tentu saja menjadi fokus utamaku saat ini.

Aku pun kini mulai kembali membaca novelku yang sejak tadi ku anggurkan, memotong cheesecake ku yang ternyata sejak tadi masih utuh dan meminum iced caramel latte ku yang mulai mencair.

Sesekali netraku mencuri tatap kearahnya yang kini sedang membaca sebuah buku, yang pasti bukan sebuah buku novel seperti miliku, ah anak teknik kan tak sama dengan anak seni tari sepertiku.

*lineee~

Sedang asik memperhatikan Changbin, ponsel ku berbunyi dan menampilkan satu notifikasi dari salah satu aplikasi chat yang aku pakai.

"CB added you as friend."

CB? Aku mengernyit bingung saat melihat akun itu, usernamenya singkat, foto profile-nya juga tak jelas, hanya sebuah kaki yang sedang menahan sebuah bola dibawahnya.

"Add back aja kali ya? Daripada penasaran."

Setelah aku add back, ternyata akun itu benar-benar misterius karena di dalamnya pun kosong. Dan kebingunganku pun semakin bertambah karena dia tak juga mengirimiku sebuah pesan.

Biby || BanginhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang