CHAPTER 10

7.1K 137 8
                                    

Jangan lupa di VOTE AND KOMEND yah. Aku update nya cepat ko. Jadi kalian jangan bosan untuk baca yah apalagi halus di perpustakaan kalian.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
___________________________________________________

"Ini hukuman karna Lo dengan lancangnya ingin mencium bibir cowok lain"

"Ta-tap-"

"Sutt... Lo nggak mau kan gua main kasar ?"

Athes melucuti pakaiannya juga pakaian yang masi melekat di tubuh Sella. Sella yang di perlukan begitu hanya pasrah yang ia harapkan, Athes tak akan meninggalkannya jika ia sudah mengambil mahkota berharga yang ia jaga 18tahun ini.

****

Matahari pagi membuat wanita yang tertidur dengan pulas terbangun akan silaunya matahari. Sella, yah wanita itu kini mengerjapkan matanya saat samar samar ia melihat seorang cowo tertidur di sebelahnya dengan memeluk pinggangnya possessive.

"Athes?" Tanya Sella entah pada siapa ia masi linglung akan keadaanya.

Cup

"Morning kiss" ucapan Athes membuat Sella melebarkan matanya dan buru buru duduk di atas kasur dengan selimut yang masi melekat di tubuhnya yang polos.

"Auww" Sella merasa perih pada selangkangannya saat ia bergerak tadi, membuat Athes yang melihatnya langsung terduduk.

"Kenapa? Masi sakit?" Athes menaikkan satu alisnya bertanya.

"Cih ! Pake nanya lagi !?" Dumel Sella saat menatap wajah Athes yang menatap dirinya dengan polos. Mengulum bibirnya untuk menahan senyum, Athes berdiri memungut kolor juga celana pendeknya yang tergeletak di atas lantai.

"Nggak usah sekolah"

"Loh, kenapa !?"

"Vagina Lo sakit"

"Ngomong di filter"

Mengedihkan bahunya acuh, Athes berjalan ke kamar mandi untuk bersiap ke Sekolah meninggalkan Sella yang kini mendumel tidak jelas di atas kasur.

"Anjir si Athes, gua udah nggak polos"

"Ih nyebelin banget sih"

"Gua juga, kenapa malah ke enakan"

"Iuww" Sella menatap dara perawan nya yang terlihat jelas di atas kasur. Memonyongkan bibirnya lalu mengembangkan pipinya dan begitu terus hingga tak sadar jika Athes sudah selesai mandi bahkan berpakaian baju seragam Sekolah yang sudah melekat di tubuhnya dan menatap dirinya dengan datar.

"Kenapa?"

"Darah" Sella menunjuk darahnya dengan mata yang tak pernah lepas memperhatikan darah perawan nya. Athes hanya mengangguk kepalanya lalu berjalan ke atas kasur.

"Masi sakit kan?" Athes membuka laci samping tempat tidurnya, mengambil salep di dalam kotak p3k nya.

Sella hanya mengangguk memperhatikan Athes yang kini membuka penutup salepnya.

My Dear ! [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang