CHAPTER 15

3.3K 130 9
                                    

Hallo,,, gimana sama chapter 14. Suka ? Udah ngerti belum ? Kalau belum nanti aku jelasin lagi biar kalian ngerti yah. Makasih VOTE dan KOMEN kalian. Itu berarti banget buat aku. Kesannya. Kalian ngertiin aku BANGET.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seorang pemuda, tengah bersantai dengan tangan mengelus lembut rambut gadis yang bersandar nyaman di dada bidang nya. Mata tajamnya tengah serius memperhatikan game yang gadisnya mainkan di ponsel miliknya. Dia Athes juga Sella.

Sesekali Sella akan mengumpat yang berakhir Athes menjentikkan jarinya di kening mulus Sella tapi tak di gubris oleh wanita di depannya.

Jam menunjukkan pukul 14:36 dan mereka baru bangun pada pukul 13:15. Jika dipikirkan, mereka berdua sudah satu jam di sofa ruang tamu Apartemen Athes setelah mandi membersihkan diri sehabis bergelut semalam.

Buk !

Sella melempar ponsel Athes di atas meja dengan kesal lantaran dirinya kalah bermain game online bersama Bagas dan Ucup.

"Kenapa?" Tanya Athes yang kini mengangkat badan Sella dengan mudah ke pangkuannya.

"Si Ucup sama Bagas ejekin gua. Mereka bilang gua enggak pro ?!" Kesal Sella namun terkesan merajuk yang di tangkap oleh Athes.

"Lo emang nggak pro" perkataan Athes di hadiahi cubitan maut oleh Sella. Berharap Athes kesakitan dan meminta maaf padanya. Namun, Athes hanya meringis sesaat setelahnya ia mengelus lembut rambut Sella dan menggendong nya ala Kuala menuju dapurnya.

"Udah. Lo belum makan" Athes melepaskan dengan lembut tangan Sella yang masi mencubitnya dan mendudukkan gadis itu di meja pantry.

"Gua enggak bisa masak" ucap Sella dengan menggoyangkan kakinya pendeknya yang tak sampai pada lantai.

"Yang nyuruh Lo masak siapa?" Tanya Athes yang kini menyiapkan keperluan dapur.

"Lah, terus kenapa enggak pesan? Elo mau masak ?" Pertanyaan Sella saat melihat Athes mengusap bawang dan mengirisnya dengan lincah.

"Hm"

"Gua baru tau elo pintar masak. Tapi bagus deh, setidaknya kalau mau berumah tangga gua enggak usah masak. Biar elo aja yang masak" ucap Sella membuat Athes menghentikan aktifitasnya. Ia menatap Sella dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Kenapa? Lo enggak mau nikahi gua? Gua udah ngasi perawanan gua anjir." Ucapan Sella tak di gubris oleh Athes. Ia lebih memilih menyibukkan dirinya dengan kegiatan dapur untuk membuat nasi goreng mereka berdua.

"Athes !"

"Athes Lo dengerin gua enggak sih ?!"

"Lo tanggung jawabkan ?" Tanya Sella dengan lirih.

"Lo enggak hamil Sella. Gua keluarin nya di luar" bukan itu yang jawaban yang Sella ingin dengar kan. Jawaban Athes terkesan ia tak ingin menikahinya.

Sial !

"Athes.."

Athes menghentikan sejenak aktivitas nya dan menatap Sella dengan datar. "Mending Lo ke kamar. Nanti gua panggil" ucap Athes dan kembali melanjutkan kegiatannya.

Sella menatap tak percaya pada Athes, ia berlari ke lantai atas dan membanting pintu kamar hingga Athes yang melihatnya semakin mendatarkan ekspresi nya. Pegangan pada spatula nya semakin menguat.

"Maaf" hanya itu yang dapat Athes katakan. Ia belum siap memberitahukan yang sebenarnya pada Sella alasan mengapa ia selalu menolah dan mengabaikan Sella selama ini. Athes juga tak percaya bahwa hubungannya dengan Sella ternyata sudah melewati batas.

My Dear ! [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang