Berbeda dengan Jaeyong dan Ilyoung. Johnten ini memilih untuk ke hutan dan duduk dekat dengan jurang. Tentunya bukan hutan tempat Ten sama sodara-sodaranya tinggal ya!
"Kenapa kita kesini, Ten?" Tanya Johnny. Ia merinding sendiri melihat jurang yang ada dihadapannya dan juga suasana hutan yang suram. Banyak kabut yang menghiasi hutan suram tersebut, membuat keadaan tampak gelap, padahal sekarang masih siang.
"Ya.. gak apa-apasih. Disini sejuk dan juga pemandangannya bagus." Ujar Ten santai. Ia berjalan mendekat menuju bebatuan yang berada di pinggir jurang, lalu ia mendudukkan diri nya di situ. Ten menundukkan kepalanya, guna melihat jurang yang berkabut tebal. Ia kemudian mendongakkan kepala, menatap Johnny yang duduk disebelahnya. Dapat dilihatnya wajah Johnny yang memucat dan keringat dingin yang membahasi wajah tampannya.
"Kau ini kenapa? Takut huh?" Tanya Ten dengan watados. Dirinya terkekeh pelan.
"Huh?? Siapa bilang? Aku sama sekali tidak takut." Sahutnya bohong. Mana mungkin ia mengaku kalau dia takut? Mau diletakkan dimana wajahnya nanti? Dipikiran Ten.g
"Bohong. Buktinya wajahmu memucat dan kau berkeringat dingin." Kata Ten datar, tetapi terdengar seperti mengejek di telinga Johnny. Sebenarnya dia sengaja membawa Johnny kesini. Entah apa tujuannya, namun hati kecilnya terus menyuruhnya untuk kesini.
"Itu karena disini panas, sudahlah, aku tidak takut, ingat itu. Ah lupakan, apa kau lapar?" Ia mengalihkan pembicaraannya.
"Tidak. Jika kau lapar, ayo ke restoran."
"Yes!" Batinnya bersorak senang. Akhirnya ia bisa segera meninggalkan hutan suram ini.
"Ayo!" Ucapnya semangat. Johnny berdiri pelan-pelan, takut dirinya jatuh karena mereka berdua duduk di bebatuan yang langsung bisa meregang nyawa jika terpeleset.
Ten langsung saja berdiri dan meloncat ke tanah, dirinya berjalan lebih dulu. Johnny yang melihatnya pun, dengan segera mengejar Ten.
Kini mereka berdua sudah sampai direstoran terbaik kota mejikie ensiti. For illution ygy.
Ten hanya memesan minuman, dirinya memerhatikan Johnny yang lahap memakan makanannya. Diam-diam dirinya memotret Johnny.
Ckrek
Dapat! Untung saja Johnny menghiraukan suara jepretan kamera.
Beberapa menit kemudian,
"Kita akan ke mana lagi?" Tanya Johnny sembari mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya.
"Heung... ke salon!" Kata Ten semangat. Johnny menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Yasudah, yuk." Johnny beranjak dari duduknya setelah membayar pesanan mereka.
Anda semua pasti tau apa yang akan mereka berdua lakukan di salon, jadi saya aka Jejey tidak akan memberi tahu kegiatan mereka di salon, guna melindungi pripesi joni en ten.
Siang menjelang sore, mereka berdua memutuskan untuk ke taman kota.
Johnny membiarkan Ten bermain dengan anak kecil yang ada disana. Dirinya tiba-tiba berpikir, apakah nanti Ten juga akan seperti itu? Saat mereka memiliki anak? Wait! Johnny! Astaga! Kau ini berpikir apa, huh?!
Plak
"Hey!"
"Eh? Ada apa?"
"Kau ini kenapa melamun?"
"Aku tidak melamun, aku hanya berpikir."
"Berpikir apa kau?"
"Aku berpikir.. apa kau juga akan seperti itu? Saat nanti kita memiliki anak?" Ucap Johnny tanpa sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir || Nct ft. Guanlin [End]
FantasiaSemua kisah berawal dari 12 lelaki manis yang ditugaskan untuk melatih 12 dominan yang berada di bumi. Perasaan perlahan mulai tumbuh dihati kedua pihak. Semakin lama, perasaan itu semakin membesar. Tanpa disadari, tali merah mulai muncul dihati ked...