Chap 18

977 112 2
                                    

Puk puk puk

Suara tepukan tangan berhasil menarik atensi kedua belas lelaki manis yang sedang berada ditaman kampus.

"Hai Taeyong, Doyoung, Ten, Winwin, Jungwoo, Xiaojun, Renjun, Haechan, Jaemin, Yangyang, Shotaro, dan Chenle. Anak dari Chanyeol dan Baekhyun. Dan... dari klan langka. Raverxa." Refleks mereka menoleh ke sumber suara, mata mereka melotot tak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar serta apa yang baru saja mereka lihat. Bagaimana bisa dua mahasiswi itu tahu identitas asli mereka?! Lihat.. dua perempuan itu malah tersenyum. Atau mungkin lebih tepatnya menyeringai ?

"Ah.. kalian pasti bingung kenapa kami tahu identitas asli kalian bukan?"

Ctak

Miyera menjentikkan jarinya agar bisa membawa ia, Yeqa dan yang lainnya menjauh dari area taman.

Mereka semua berpindah dari taman kampus ke gudang sepi di ujung lorong koridor. Tempat yang dulunya menjadi tempat pelenyapan salah satu mahasiswa yang di saksikan langsung oleh kedua belas lelaki manis itu.

Miyera dan Yeqa memejamkan matanya sebentar, matanya kembali terbuka saat keduanya merasakan sayap muncul dipunggungnya.

"MIYEON, YUQI?!" Teriak mereka kompak. Terkejut. Itu yang mereka rasakan sekarang.

"Kenapa kalian tampak terkejut sekali, heum?" Tanya Yeqa-ralat Yuqi- sok polos. Kedua belas lelaki manis itu mengepalkan tangannya hingga kuku-kuku mereka memutih. Mereka menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan, mencoba untuk setenang mungkin dihadapan dua perempuan itu.

"Apa yang kalian rencanakan hingga kabur dari dunia peri?" Tanya Renjun dengan nada biasa namun terdengar dingin juga datar.

"Hm.. apa ya?" Miyera aka Miyeon mengetuk-ngetuk pipinya dan membuat wajah berpikir. Wajah Renjun memanas, ia ingin menyerang wanita dihadapannya ini. Persetan dengan status si perempuan yang menjadi sahabat mereka. Haechan yang menyadari jika saudaranya hendak menyerang Miyeon pun langsung menggenggam tangan mungil Renjun dan mengusap lembut punggung tangannya dengan ibu jari. Berniat menenangkannya agar tak kelepasan menyerang. Renjun menarik nafasnya dalam-dalam dan dihembuskannya kasar, ia menggenggam balik tangan Haechan dengan sedikit rematan. Dalam hati, ia mengumpati dua perempuan itu.

'Tenang, Renjun. Kau harus tenang, kendalikan emosi mu.' Kata Haechan bertelepati dengan Renjun. Lelaki mungil itu mengangguk.

"Aha! Menghancurkan kalian." Miyeon dan Yuqi tersenyum licik.

"Memangnya apa yang kalian berdua dapatkan jika menghancurkan kami, hm?" Tanya Doyoung dengan nada meremehkan. Muka julid andalannya ia keluarkan.

"Tentunya mendapat kebahagiaan. Melihat kalian hancur adalah salah satu kebahagiaan terbesar kami." Sahut Yuqi sembari menunjukkan senyuman lebarnya. Ah.. rasanya Yangyang ingin sekali mengedit wajah Yuqi menjadi seperti hantu kuntilanak dari indonesia.

"Ohh.. hmm, kalau dipikir-pikir, tingkah kalian mirip sekali dengan setan yang ingin para manusia masuk ke dalam neraka ya. Eh, omong-omong bukannya kalian memang setan ya?" Doyoung tersenyum saat kata-katanya berhasil membuat dua perempuan dihadapannya terdiam dengan wajah yang memerah.

"Oh lihatlah. Wajah kalian memerah! Apa kata-kataku membuat kalian tersipu malu?" Habis sudah kesabaran seorang Miyeon dan Yuqi.

Bughh

Acwww

"Seranganmu meleset. Payah!" Ejek Jungwoo saat serangan dari Yuqi malah mengenai cicak yang sedang meratapi nasibnya yang men-jomblo.

Takdir || Nct ft. Guanlin [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang