eyyo ! Untuk chap kli ini bakal lebih panjang. Jadi, selamat membaca book saya. Semoga ga bosen ya. Jangan lupa untuk vote and comment jika berkenan, ngihaaa!
.
Enjoyy!"Kita akan kemana?"
"Hm.. ke.. hem.."
"Gak tau." Jaemin menatap polos pria dihadapannya.
Puk
Pria itu menepuk jidatnya.
"Heung? Jeno kenapa?" Tanya Jaemin pada pria itu yang bernama Jeno.
"Gak kenapa-kenapa." Jawab Jeno. Bibir Jaemin mengerucut sembari mengangguk kecil, membuat Jeno yang tengah meliriknya sedikit merasa gemas ?
"Bagaimana kalau kita ketempat kelinci saja?" Tawar Jeno pada pemuda manis yang berada dihadapannya. Jaemin menganggukkan kepalanya antusias.
"Ayo kesana!" Ujar Jaemin semangat. Jeno hanya berdehem dan menggenggam tangan Jaemin.
Mereka berdua pun pergi ketempat para kelinci berada. Sesampainya disana, mata Jaemin nampak berbinar. Mulutnya juga terus melontarkan kata 'imut, kiyowo, lucu.' Jeno jadi gemas sendiri dengan tingkah Jaemin.
"Aku kesana dulu ya, Jen!" Jaemin menunjuk salah satu tempat kandang kelinci yang menarik perhatiannya. Jeno mengikuti arah telunjuk si manis dan mengangguk.
"Kalau sudah, balik lagi kesini." Jaemin menganggukkan kepalanya. Ia menghampiri salah satu kandang yang berisi kelinci berbadan gendut.
"Mbul banget! Kiyowo!" Jaemin mengelus si kelinci dari celah kandang. Ia kemudian mendatangi penjaga dan meminta wortel kepada penjaga tersebut.
Jaemin memberikan satu potongan wortel ke si kelinci yang langsung di terima dengan senang hati.
Jaemin tersenyum manis. Sangat manis. Bahkan Jeno hampir mimisan.g
"Ugh! Jaemin lebih menggemaskan dari pada kelinci gendut itu." Kata Jeno, entah pada siapa. Mungkin pada angin yang berlalu ?
"LEE JENO! JELAS-JELAS KELINCI INI MENGGEMASKAN!" Protes Jaemin. Jeno terkejut. Bagaimana tidak? Jaraknya dan Jaemin lumayan jauh. Ia duduk didekat gerbang masuk ketempat ini dan Jaemin yang berada dipojok ujung kanan didepan kandang kelinci. Sungguh pendengaran Jaemin dan saudara-saudaranya sangatlah tajam.
"KAU LEBIH MENGGEMASKAN NA JAEMIN!" Teriak Jeno. Tak perduli dengan tatapan-tatapan aneh serta bisikan-bisikan dari para pengunjung untuk dirinya juga Jaemin.
'Dasar aneh, teriak-teriak di tempat umum.'
'Benar, adakah diantara kalian yang memiliki lakban ataupun semacamnya? Aku ingin melakban mulut mereka berdua agar tidak berteriak lagi seperti tadi.'
'Haish, teriakannya merusak pendengaran ku.'
Kurang lebih seperti itulah bisikan-bisikan dari para pengunjung yang dapat tertangkap oleh telinga Jeno juga Jaemin.
Jaemin tak menjawab apapun dan memilih tidak peduli. Dirinya lebih asik dengan dunianya dan si kelinci.
1 jam dirinya habiskan untuk bermain dengan si kelinci. Perutnya sekarang keroncongan. Ia perlu mengisinya. Dengan berat hati, ia meninggalkan si kelinci mbul itu dan berjalan mendekati Jeno yang sedang tertidur.
"Jen.. bangun.. ayo kerestoran. Aku lapar." Jaemin mengguncang tubuh Jeno.
"Hm? Hoam.." Jeno perlahan membuka matanya dan menguap.
"Ayoo bangun. Aku lapar.." Jaemin kembali mengguncang tubuh Jeno.
"Sabar sedikit, Na Jaemin. Nyawaku belum terkumpul sepenuhnya." Jaemin mengerucutkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir || Nct ft. Guanlin [End]
FantasiaSemua kisah berawal dari 12 lelaki manis yang ditugaskan untuk melatih 12 dominan yang berada di bumi. Perasaan perlahan mulai tumbuh dihati kedua pihak. Semakin lama, perasaan itu semakin membesar. Tanpa disadari, tali merah mulai muncul dihati ked...