(O6.) : Mess

1.1K 92 1
                                    

Sorry for typo...
~Happy Reading~



























Mata itu mengerjap pelan, menyesuaikan dengan sinar terang dari jendela kaca yang terbuka di atas kepalanya.

"Engh." Erangan pelan di keluarkannya dengan tertahan.

Matanya menutup cepat, rasa pusing berlebih kini menghantam kepala miliknya. Jisung, lelaki yang kini sedang terbaring di ranjang UKS itu sedikit bingung.

Bagaimana dirinya bisa sampai di ruang kesehatan ini?

Bukankah seharusnya dirinya masih ada di lapangan?

Ah, mungkin Taehyun yang membawanya kesini. Ingatkan Jisung untuk berterima kasih pada sahabatnya itu nanti.

Mata Jisung mengedar pelan, sunyi dan sepi itu yang dirasakannya sekarang. Mungkin jam pelajaran sudah dimulai. Helaan nafas lelah di hembuskannya, di dudukannya badan lelah miliknya. Jisung tak boleh menyerah sekarang, bahkan surat pengunduran diri itu belum diserahkannya hari ini. Hati Jisung seakan di remat dengan kuat sekarang.

Apakah dirinya mampu?

Apakah dirinya bisa melewati ini?

Apakah ini akhirnya?

Setelah bertahun-tahun hidupnya yang penuh perjuangan, haruskah dirinya menyerah sekarang?

Jisung begitu kalut sekarang, tidak ada lagi alasan untuk membuatnya tetap hidup dan bertahan. Bahkan malaikatnya pun malu memilikinya selama ini. Dasar manusia paling merepotkan, semasa hidupnya pun Jisung selalu merepotkan orang lain.

Keluarga Na...

Sahabatnya...

Taeyong hyungnya...

Bahkan malaikatnya pun merasa dirinya merepotkan dan memalukan...

Jisung menunduk cukup dalam, menurunkan sepasang kaki jangkungnya pelan.

Tep...

Dingin, itu yang di rasakannya sekarang. Rasa dingin yang mungkin mati rasa, diraihnya sepasang sepatu baru itu dengan wajah sendu. Itu adalah sepatu pemberian Hyunjin untuknya. Hyunjin bilang sepatunya terlalu usang untuk dipakai lagi dan harus di ganti dengan yang baru.


"Sepatumu itu sudah usang Jisungie, ganti saja. Aku sudah membelikannya untukmu, jadi pakai yang baru saja dasar."


Masih Jisung ingat wajah cemberut Hyunjin yang lucu menurutnya itu. Bukan Jisung tak bisa membeli, namun biaya hidupnya yang meronta-ronta tak bisa di tunda hanya untuk sekedar membeli sepatu mahal seperti itu.

Mengenaskan bukan?

Jisung dapat bersekolah di sekolah elit dan mahal seperti ini pun sudah cukup beruntung. Dengan mengandalkan beasiswa yang di milikinya tentu saja, jika tidak mana mampu anak miskin tanpa orang tua sepertinya sanggup membayar biaya sekolah yang cukup tinggi.

Di pakainya sepatu itu pelan, tangannya meraih tas miliknya dengan enggan. Mungkin sudah terlambat untuk dirinya masuk kelas, dan perutnya sangat lapar sekarang.

"Bolos untuk makan mungkin tak masalah, hanya sekali ini saja." Gumam Jisung pelan.

Tap...

Tap...

Kakinya melangkah pelan, karena jujur pusing di kepalanya memang mengganggu. Koridor sedikit sepi dan hanya sedikit yang berlalu-lalang. Hingga teriakan yang di hafalnya membuat Jisung menoleh cepat.

CURE - JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang