Sorry for typo...
~Happy Reading~Brak...
Drapp...
Drapp...
Suara bantingan keras pintu membuat Guanlin memandang remeh beberapa orang yang masuk ke Apartemennya itu dengan tidak sopan.
"Well, well Tuan Lee Jeno dan Tuan Na Jaemin. Ada apa gerangan berkunjung dengan sangat sopan di Apartemen saya hm?" Guanlin hanya menutup laptopnya dengan wajah tidak senang.
Srettt...
"Tak usah berbelit-belit Lai Guanlin. Dimana Jisung?" Jeno memajukan beberapa langkah untuk berbicara dengan penuh tekanan pada lelaki Lai itu yang kini terlihat berlagak penuh congak.
"Hahaha, aku tidak salah dengar kan? Bukankah seharusnya aku yang bertanya begitu? Lee Jeno." Guanlin sedikit merasa lucu dengan ucapan seorang Lee Jeno padanya.
"Tidak usah banyak bicara Lai, serahkan Jisung sekarang." Jeno semakin menatap penuh berang ke arah Guanlin.
"Jeno." Hingga suara lirih Jaemin membuat Jeno sedikit mundur menepi.
"Cih." Decihan tidak senang Jeno layangkan, jika bukan karena Jaemin. Jeno pastikan wajah Guanlin sudah hancur lebur sekarang.
"Jadi dimana Jisung sekarang? Tuan Lai?" Jaemin bertanya dengan nada yang begitu menuntut.
"Well, kau tau. Kau adalah orang yang sering Jisung ceritakan padaku, Kakak yang benar-benar membuat ku iri. Tapi tingkah mu yang seenaknya itu tanpa sadar malah melukainya dengan sangat bagus Tuan Na Jaemin." Guanlin mengubah cara bicaranya dengan lebih serius.
Tentu saja Guanlin tidak menyukai sifat egois Jaemin, hanya karena dia kakak Jisung. Dia bisa seenaknya menentukan pilihan untuk Jisung? Sungguh menggelikan.
"Seharusnya aku yang bertanya tentang Jisung padamu, karena beberapa hari yang lalu kau bahkan menyembunyikannya dengan seenaknya. Kau pikir kau ini siapa? Yang berhak memutuskan apa yang terbaik untuk Jisung. Kau bahkan hanya bisa melihatnya dari jauh Na Jaemin, selama ini kau bahkan juga tidak tau apa yang sudah Jisung lewati." Mata Guanlin menatap penuh sirat kecewa pada Jaemin.
"Jisung akan menemui mu nanti, yang jelas bukan saat ini." Guanlin menatap makin kecewa pada Jaemin, tidak bisakah dia melihat waktu?
Jisung butuh waktu untuk mengerti tentang hal-hal yang seharusnya sudah Jisung buang sangat jauh.
"Tapi aku harus bertemu Jisung sekarang." Mata Jaemin berkaca-kaca, Jaemin tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Dia terlalu khawatir akan kondisi Jisung sekarang.
"Berhenti lah berbasa-basi Lai." Jeno menatap bocah Lai itu dengan sengit, bisa-bisanya dia membuat Jaemin menangis seperti itu.
"Cih, nanti dia juga akan kemari." Guanlin sangat jengah dengan kelakuan Jeno sekarang, budak cinta memang merepotkan.
"Woy Guan, kau ini gila atau bagaimana? Ada apa dengan...pin..tu mu?" Itu suara Hyunjin yang berteriak memekik sebelum suaranya teredam setelah melihat pasangan Lee itu disini.
Ini terlalu cepat, memang kuasa uang adalah segalanya. Hyunjin tidak habis pikir dengan itu.
"Jisung." Jaemin menoleh menatap siluet Sang Adik yang sangat dia rindukan itu dengan terkejut.
Srettt...
Saat Jaemin hendak memeluk Jisung, adiknya itu malah menghindarinya begitu saja. Seakan itu bentuk protes Jisung padanya, Jaemin mengerti mungkin Jisung tengah kecewa pada keputusan sepihaknya. Tapi Jaemin tidak pernah berpikir Jisung akan semarah ini padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CURE - Jichen
Romance[🔞18+] [bxb!] [Bxb/homo/gay] [Romance angst] Ini hanya kisah klasik sendu seorang Park Jisung yang terlalu egois dengan dunianya dan seorang Zhong Chenle yang menyesal karena telah terlambat menyadari cintanya kini telah lelah berjuang untuknya Cop...