(1O.) : Mising and Rest (?)

1K 78 6
                                    

Sorry for typo
~Happy reading~
















Sudah tiga hari Jisung menghilang, Guanlin bahkan tak bisa menemukan keberadaannya dimana pun. Cukup dua hari ini Hyunjin yang ikut uring-uringan padanya. Sekolah ini justru merasa senang jika Jisung absen, bahkan ada yang mendoakan sahabatnya itu mati saja.

Sialan memang mereka semua, belum sempat Guanlin bertindak pada anak-anak penggunjing itu mereka sudah bungkam dengan sendirinya. Guanlin merasa ada yang tak beres dengan itu, apalagi semenjak kemunculan anak baru di kelas mereka yang berasal dari luar negeri itu. Semuanya menjadi aneh di mata Guanlin.

Itu terlihat dari beberapa anak yang dulu sering menghujat Jisung menjadi diam tak berkutik. Dan juga pemuda Zhong itu semakin menampilkan raut wajah pucat jika berdekatan dengan anak baru itu, benar-benar aneh.

Tapi justru sebaliknya anak baru itu malah terlihat ramah dan penuh aura bunga-bunga. Guanlin juga masih sedikit pusing soal pasar saham yang dengan tiba-tiba gempar. Ada seorang investor dari keluarga Na yang memborong saham besar-besaran, termasuk saham perusahaan miliknya dan Hyunjin.

Sebenarnya bukan masalah yang besar, justru dirinya begitu di untungkan dengan itu. Hanya saja kebetulan atau tidak siswa baru itu bermarga Na, dan rumor itu semakin menyeruak saat dirinya ternyata adalah tunangan dari Lee Jeno.

Guanlin cukup antisipasi dengan keluarga Lee tentu saja, kiprah mereka di dunia bisnis tak main-main. Sepertinya akan sulit mendapatkan titik terang tentang kedua masalahnya kini.

"Kau dimana Jisung??" Hanya suara lirih yang Guanlin lontarkan.















----o0o----




















Sementara itu Jisung sedikit lega sekarang, ternyata surat adopsi itu tetap jatuh ke tangan Sang kakak. Jisung juga sebenarnya merasa tidak enak hati dengan Taeyong, dirinya begitu banyak merepotkannya. Kamar rawat inap ini juga terlihat mewah, Jisung sempat bertanya kepada dokter yang merawatnya.

Dokter itu bilang Jaeminlah yang membayar semua ini, dan itu murni dari kerja keras Sang kakak jadi Jisung tak bisa menolak untuk itu. Dan Jisung juga baru tau bahwa dokter tampan itu adalah suami Taeyong, dunia memang sesempit itu.

Jisung kini hanya sedang terduduk di ranjang miliknya, dokter itu berkata kakinya harus istirahat sejenak. Karena Jisung akan mengalami lumpuh sementara, Doyoung nama dokter itu. Mengatakan kepada Jisung jika dua hari ini Jisung sama sekali tidak boleh menggerakan kakinya.

Itu upaya untuk mencegah kelelahannya semakin menyebar, mungkin besok Jisung sudah bisa mulai berjalan perlahan.

Karena itulah dirinya hanya bisa duduk di ranjang miliknya dengan televisi yang menyala. Dirinya sedikit merindukan kekasih mungilnya, ah ralat mantan kekasihnya.

Apakah Chenle akan merindukannya juga?

Atau bahkan Chenle malah senang dirinya pergi?

Memikirkan itu membuat Jisung sedih, matanya meredup. Tidak Park Jisung, kau harus bisa merelakannya. Kau hanya penghambat dalam hidup Chenle, malaikatnya berhak mendapatkan lelaki yang lebih baik dari dirinya kini.

Pasar saham tengah gempar sekarang, anak semata wayang pengusaha Na tengah membuat anjlok besar-besaran.

Entah motif apa yang di buatnya, namun pengusaha cilik itu telah berhasil membuat banyak kesepakatan dengan banyak perusahaan ternama.

Dari mulai Lai, Hwang, hingga Zhong corp telah ditaklukan nya. Bahkan kabarnya pengusaha cilik itu telah resmi menjadi tunangan anak kedua keluarga besar Lee corp. Benar-benar-

Pip-

Mata Jisung mengerjap bingung, menatap Sang kakak yang kini berjalan dengan remote tv di tanganya.

"Kak Jaemin?" Jisung berucap lirih menatap Sang kakak yang kini berjalan mendekat ke arahnya dengan wajah sedikit tidak senang.

"Kau tak usah menontonnya Jie, fokuslah untuk sembuh hm? Ayah akan senang bertemu lagi denganmu. Ku harap kau tak membenci Ayah dan Ibu Jisung." Jaemin berujar lembut, tangannya menarik kursi tunggu di sebelah ranjang Jisung dan mendudukinya.

"Ah, mana mungkin paman dan bibi merindukan ku? Aku tidak membencinya, aku senang kak Jaemin mau datang menemui ku."

"Ayah dan Ibu kita Jisung, karena sampai kapanpun kau tetaplah adik tersayang ku. Dan kau harus sembuh untuk kakak oke jagoan?"

"Hm, iya." Jisung berujar dengan kepala sedikit tertunduk, mana mungkin dia seperti itu?

Bagaimanapun juga Jisung sadar dirinya bukan adik kandung Jaemin.

"Jangan murung begitu adik tampannya Jaemin, kakak mu ini akan selalu menjaga mu sekarang dan akan selalu disisi mu. Aku juga ingin menghabiskan waktu yang terbuang dulu bersama mu Jie, maafkan kakak yang tidak bisa berbuat apa-apa dulu untuk tetap disisi mu." Jaemin menatap Jisung dengan tulus, senyuman manisnya sedikit memudar di ujung kalimat.

"Kak Jaemin tidak perlu minta maaf, kakak adalah hadiah yang paling indah dihidup Jisung. Kalian merawat ku dengan penuh kasih sayang, aku juga tau jika paman dan bibi sedang dalam masa sulit. Jadi aku tak ingin lebih menyulitkan mereka lagi." Jisung sangat tidak enak hati saat melihat kakaknya murung begitu.

Grep...

"Kak?"

Dan pelukan hangat itu membuat Jisung sedikit tersentak.

"Terimakasih Jie, Aku mencintai mu adikku sayang."

Hanya kalimat sederhana namun bisa membuat Jisung merasa hangat seperti di rumah.

"Aku juga mencintaimu kak." Tangan ringkihnya memeluk balik Sang kakak dengan erat, dan setelah pelukan itu terlepas hanya tawa mereka lah yang terumbar.

Untuk sekarang sepertinya Jisung harus bisa beristirahat sejenak sebelum benar-benar menjauh dari malaikatnya nanti. Bagaimanapun juga Jisung sudah membulatkan tekadnya sedari awal. Terlebih Chenle berhak mendapatkan yang berkali lipat lebih baik dari dirinya yang penyakitan ini.



















***

To be Continued...

Don't forget to vomen readersnim!!

CURE - JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang