(24.) : What's should I do?

414 29 1
                                    

Sorry for typo...
~Happy Reading~



























Sore yang indah bagi Jisung seakan telah lenyap, kedatangan Chanyeol ternyata sanggup membuatnya betah berdiam diri. Jaemin yang melihat Jisung begitu merasa sangat bersalah.

Lagi, dirinya membuat Sang Adik kembali bersedih. Jaemin sebenarnya tau jika Chanyeol akan mengunjungi Jisung. Bahkan dia juga mengusulkan untuk mereka memiliki waktu berdua berbincang meskipun hanya sebentar.

Jaemin pikir Jisung akan merasa lebih baik, namun nyatanya tidak sama sekali. Sudah berbagai cara Jaemin lakukan agar Jisung kembali bersemangat tapi sepertinya itu terlihat sia-sia saja.

"Jie, ku mohon berbicara lah sesuatu. Luapkan saja jika memang itu terlalu berat. Aku selalu disini menemani mu Jie." Ujar Jaemin dengan sedikit bujukan lagi.

"Kak Jaem, apa dia perlu untuk ku maafkan?" Hanya jawaban dengan pertanyaan yang Jisung lontarkan.

Tapi wajahnya tidak pernah berpaling dari jendela kaca kamarnya meskipun kini senja telah terganti pekatnya malam.

"Dia? Dia siapa?" Sahut Jeno penasaran.

"Hah, sudahlah lupakan. Sebaiknya kau pulang Kak, pergilah bersih-bersih. Ini bukan diri mu sekali." Kali ini sepertinya Jisung tidak bisa meminta saran kepada Kakaknya itu.

Helaan nafas Jisung umbar, di tolehnya Jaemin yang kini memasang wajah garang padanya dengan sangat lucu.

"Woah, kau memang ya. Aku ini sudah datang capek-capek dari sekolah tau. Setelah mengurus beberapa hal merepotkan, dasar." Celoteh Jaemin dengan tangan berkacak pinggang.

"Hmm." Jisung hanya berdehem singkat untuk menjawab Sang Kakak yang kini terlihat masih mengomelinya itu.

"Ck, baik lah. Sudahi acara berdehem tidak tau artinya itu Park Jisung. Aku akan kembali lagi setelah bersih dan wangi. Tapi kau harus bersedia ku peluk semalaman." Kali ini Jaemin sedikit memberikan ancaman.

Jisung yang mendengar itu melebarkan matanya kaget, apa-apaan itu? Kakaknya itu jika sudah memeluknya pasti tidak akan mudah dia lepaskan.

"Tapi-" belum sempat Jisung memperotesnya Jaemin sudah meletakan jari telunjuknya di bibir Jisung.

"Eits, tidak ada protes. Aku dan Jeno akan menunggui mu malam ini." Tutur Jaemin dengan tegas tanpa bantahan.

Srett...

Di tariknya telunjuk jari miliknya lalu menyeret kekasihnya itu untuk segera pulang. Jaemin sudah tidak sabar memeluk Jisung semalam suntuk. Jisung itu sangat nyaman untuk dipeluk, dan Jaemin suka itu.

"Baiklah Kakak tampan mu ini mau pulang dulu. Ingat kau harus mau ku peluk semalaman tidak pakai bantahan Park Jisung. Atau Na Jisung?" Canda Jaemin.

"Naaa." Jeno yang mendengar marga Jisung berganti seakan cemburu, lalu berakhir sedikit merajuk ke arah Jaemin.

"Iya, iya maaf Nono." Jaemin tentu saja hanya bercanda, baginya marga Jisung tidak bisa dia gantikan meskipun surat-surat miliknya tetap keluarga Na yang mengurusi.

"Jaga diri baik-baik Jie, teman mu akan kesini nanti. Dan mungkin seseorang yang kau rindukan juga." Ucap Jaemin dengan sedikit kerlingan mata nakal.

Jisung hanya bisa menatap Kakaknya itu dengan bingung, Siapa yang ku rindukan?

"Jenooo ayo cepat, aku ingin segera memeluk Jisung." Ucap Jaemin lagi dengan langkah terburu untuk membuka pintu rawat milik Jisung.

"Iya iya sabar Na, Jisung tidak akan kemana-mana." Pasrah Jeno melihat kekasihnya yang kini menyeretnya tanpa ampun itu.

CURE - JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang